Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PAN Hingga Demokrat Akan Tinggalkan Prabowo

        PAN Hingga Demokrat Akan Tinggalkan Prabowo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Aisah Putri Budiatri, menyebutkan, ada dua partai yang mendukung pencalonan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 berpeluang untuk bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo. Keduanya, yakni PAN dan Partai Demokrat.

        "PAN dan Partai Demokrat adalah dua partai pendukung Prabowo-Sandi yang berpotensi mendukung Jokowi," kata Aisah dalam diskusi "No People No Power: Silaturahim Politik Pasca-Pemilu", di Jakarta, Senin (29/4).

        ?Baca Juga: Demokrat Tak Akan Tinggalkan Prabowo

        Namun, lanjut dia, dari dua partai itu yang paling kuat untuk bergabung ke pemerintahan Jokowi adalah PAN. "Demokrat walaupun berpeluang, tetapi lebih sulit dari PAN karena punya sejarah yang tidak mendukung," ucapnya.

        PAN telah memberi isyarat bahwa konflik politik akibat pilpres telah usai pasca-pencoblosan 17 April lalu. Manuver PAN yang paling menonjol adalah bertemunya Ketum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Jokowi di Istana, beberapa hari lalu.

        Baca Juga: Jokowi-SBY Makin Akrab, Demokrat Akan Berkoalisi?

        Aisah menilai, Zulkifli sendiri sangat paham konsekuensi dari pertemuan tersebut, tetapi justru Zulkifli seolah nampak ingin melihat respons dari kedua kubu. "Zulkifli sangat sadar konsekuensi pertemuan itu. Pertama ''testing the water'' kubu Prabowo-Sandiaga. Kedua ''testing the water'' dari kubu pendukung Jokowi sendiri," tuturnya.

        Ia menambahkan, bila PAN dan Demokrat bisa bergabung dengan pemerintahan Jokowi, maka akan sangat menguntungkan bagi kedua parpol tersebut, karena kontrak politik hanya akan berlaku selama lima tahun ke depan.

        "Zulkifli sadar bahwa jika bergabung dengan koalisi pemerintahan akan sangat menguntungkan, karena koalisi akan mengikat selama lima tahun. Tahun 2024 peta politik akan berubah total jika Jokowi menang di 2019 karena tidak mungkin kembali maju pada 2024," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: