Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selesaikan Masalah dengan Pakistan, India Akan Gunakan Bom Nuklir

        Selesaikan Masalah dengan Pakistan, India Akan Gunakan Bom Nuklir Kredit Foto: Foto/REUTERS/Kamal Kishore
        Warta Ekonomi, New Delhi -

        Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menegaskan bahwa New Delhi akan mengubah kebijakan di tengah meningkatnya ketegangan dengan sesama kekuatan atom, Pakistan. Hal tersebut menandakan bahwa New Delhi bisa menjadi negara pengguna pertama bom mengerikan tersebut jika konflik pecah.

        Sejak tahun 1999, India berpegang pada doktrin "bukan pengguna pertama senjata nuklir" dalam konflik apa pun. Di antara negara tetangga India, China memiliki doktrin yang sama tetapi saingan beratnya, Pakistan, tidak.

        Hal itu juga dikomentari Menteri Rajnath Singh di Twitter setelah mengunjungi Pokhran, tempat uji coba nuklir India yang sukses pada tahun 1998 di bawah pemerintahan perdana menteri Atal Vajpayee.

        "Pokhran adalah area yang menyaksikan tekad (Vajpayee) untuk menjadikan India sebagai kekuatan nuklir dan tetap berkomitmen kuat pada doktrin 'No First Use' (NFU)," tulis Singh.

        "India secara ketat berpegang pada doktrin ini. Apa yang terjadi di masa depan tergantung pada keadaan," lanjut tweet Singh, yang dikutip dari akun Twitter-nya, @rajnathsingh, Sabtu (17/8/2019).

        Seperti diketahui, ketegangan yang terjadi antara India dengan Pakistan kembali memanas usai pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mencabut status otonomi khusus yang diberikan kepada Kashmir. Pencabutan status itu kecam keras Islamabad.

        Komentar Singh memicu kegaduhan di Pakistan. Menteri Hak Asasi Manusia Pakistan Shireen Mazari melalui Twitter mengatakan India "perlu berhenti untuk berbohong".

        "Klaim India untuk NFU berakhir ketika pada 4 Januari 2003 pemerintah India menyatakan akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan setiap serangan (bahkan senjata Kimia atau Biologi) terhadap India atau pasukan India di mana saja," katanya.

        Menurut pengamat menafsirkan pernyataan Singh sejauh ini adalah yang paling jelas sehubungan dengan perubahan doktrin nuklir India.

        Vipin Narang, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology, menyoroti tweet tweet menteri pertahanan India tersebut. "Tweet itu adalah deklarasi tingkat tertinggi bahwa India mungkin tidak merasa terikat tanpa batas waktu atau benar-benar terikat dengan No First Use," katanya, dikutip AFP.

        Singh menerima dukungan dari Subramanian Swamy, anggota parlemen garis keras dari Bharatiya Janata Party (BJP), partai berkuasa pimpinan Modi.

        "Rajnath benar untuk memperingatkan tentang kemungkinan peninjauan kembali Vajpayee yang tidak menggunakan senjata untuk pertama kali karena kepemimpinan Pakistan hari ini lebih gila daripada tahun 1998," katanya di Twitter.

        "Penggunaan pertama diperlukan sekarang jika kita mendapatkan bukti yang kredibel bahwa Pakistan dengan aib dapat melakukan serangan pertama. Kita harus mengantisipasi itu," lanjut Swamy.

        Ini bukan pertama kalinya pemerintah Modi membuat pernyataan tentang kebijakan nuklirnya.

        Pada tahun 2016, menteri pertahanan saat itu, Manohar Parrikar, menyatakan keberatannya atas kebijakan nuklir "No First Use".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: