PT BTPN Syariah Tbk melakukan perubahan susuan dewan komisaris yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Senin (2/9/2019).
RUPSLB? telah mengangkat Yenny Lim menjadi dewan komisaris menggantikan Maya Kartika yang resmi mengundurkan diri. Yenny Lim saat ini menjabat sebagai Deputy Head of Finance di PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang merupakan Bank Induk perseroan
Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty menyambut gembira bergabungnya Yenny Lim sebagai komisaris BTPN Syariah.?Dengan pengalaman yang sangat kaya di dunia perbankan, kami yakin Ibu Yenny akan memberikan kontribusi optimal bagi per seroan yang terus istiqomah melayani keluarga prasejahtera produktif di Indonesia dengan segala tantangannya,? kata Ratih.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan BTPN Syariah Melejit 20% di Kuartal I
Dengan bergabungnya Yenny Lim, maka susunan anggota dewan komisaris perseroan sebagai berikut, yakni Kemal Azis Stamboel sebagai komisaris utama dan komisaris independen, Dewie Pelitawati sebagai komisaris independen, Mahdi Syahbuddin sebagai komisaris, dan Yenny Lim sebagai komisaris.
?RUPSLB kali ini tidak terjadi perubahan dalam susunan anggota direksi maupun dewan pengawas syariah perseroan,? katanya.
Perseroan juga telah memublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester I/2019 pada Juli lalu, karena kinerja perseroan menunjukkan hasil positif dengan adanya pertumbuhan pembiayaan sebesar 24% (yoy) menjadi Rp8,54 triliun.
Baca Juga: Bukan Dividen, Tapi Ini yang Dipiih BTPN Syariah dengan Dana Rp965 Miliar
Menurut Ratih, pertumbuhan pembiayaan sejalan kemampuan bank menjaga kualitas kredit yang tercermin pada tingkat rasio pembiayaan ber masalah (non performing financing/NPF) sebesar1,34%. Adapun total aset BTPN Syariah tumbuh 30% menjadi Rp13,94 triliun dari Rp10,73 triliun (year on year).
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp8,88 triliun tumbuh 27% dari Rp7,02 triliun (year on year). Rasio kecukupan modal (Capital Ade quacy Ratio/CAR) berada di posisi 39,4%.
?Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp610 miliar, tumbuh 36% dari Rp449 miliar (year on year),? ungkapnya.
Perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis,dengan beban operasional terhadap pendapatan operasional sebesar 60,4%, lebih rendah daripada periode sama tahun sebelumnya sebesar 62,9%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh