Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mana yang Lebih Baik, Tanya Obat ke Google atau Apoteker? Ini Jawabannya

        Mana yang Lebih Baik, Tanya Obat ke Google atau Apoteker? Ini Jawabannya Kredit Foto: Unsplash/Joshua Coleman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peran apoteker?tentunya sangat penting dalam dunia kesehatan. Salah satunya adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai obat-obatan yang akan digunakan. Meski demikian, saat ini pelayanan apoteker kepada masyarakat dinilai masih belum berjalan secara optimal.

        Banyak orang yang tidak mengetahui secara jelas mengenai cara penggunaan obat-obatan serta efek samping yang diakibatkan oleh obat tersebut. Masyarakat justru lebih tertarik untuk mendapatkan informasi mengenai obat yang mereka gunakan dari internet dan dari dokter ketimbang?apoteker.

        Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Nurul Falah Eddy Parlang. Kebiasaan masyarakat yang lebih sering mencari informasi menggunakan internet harus segera diubah.

        Baca Juga: Kenapa Orang Indonesia Senang Berobat ke Penang Malaysia? Alasannya. . .

        Pasalnya tugas?apoteker?adalah menjamin sekaligus memberikan informasi kepada para pasien seputar obat-obatan yang akan mereka gunakan.

        ?Salah satu survei menyatakan bahwa masyarakat ketika mendapat obat maka akan bertanyanya kepada internet (Google) dan dokter, baru terakhir ke apoteker. Oleh sebab itu diharapkan apoteker bisa menjelaskan obat kepada masyarakat melalui teknologi yang ada,? terang Nurul, dalam, acara Kolaborasi Merck dan IAI, Selasa (15/10/2019).

        Lebih lanjut Nurul juga mengatakan bahwa kemajuan teknologi saat ini harus diimbangi dengan layanan yang diberikan para apoteker kepada masyarakat. Saat ini fitur layanan pembelian obat via ojek online (Ojol) menjadi tren yang cukup sering dilakukan oleh masyarakat, sayangnya pihak apoteker yang memberikan obat masih belum bisa berkomunikasi langsung dengan konsumen.

        ?Apoteker harus berpikir bagaimana cara menerangkan obat kepada para driver Ojol. Kan setiap driver beda-beda, bisa penyampaiannya beda karena belum ngerti atau lupa. Harusnya ada upaya training dulu kepada setiap driver atau menggunakan fitur WhatsApp Call contohnya untuk menjelaskan obat kepada pasien. Karena tugas dari apoteker adalah menjamin keamanan kepada pasiennya,? lanjutnya.

        Nurul pun mengimbau masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir terhadap obat yang diberikan oleh apoteker. Menurutnya saat ini jumlah apoteker yang memiliki surat teregistrasi oleh pemerintah (sertifikat kompetensi) totalnya mencapai 81.500 orang dari total 110 ribu apoteker yang ada.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: