2 Miliar Orang Sulit Akses Air Bersih, Ilmuwan Negara . . . Cari Cara Antisipasi! Top Markotop Deh!
Para ilmuwan di Tomsk Polytechnic University (TPU) telah mengembangkan sistem pengolahan air yang dapat menjadi solusi di tengah kelangkaan air bersih. Bukan hanya itu, inovasi itu diklaim mampu menghemat biaya berdasarkan teknologi yang akan membantu menyediakan pemukiman terpencil dengan air minum.
Menurut PBB, sekitar dua miliar orang tidak memiliki akses ke air minum bersih. Untuk mengatasi masalah ini, program Air Murni dibuat di Wilayah Tomsk pada 2017. Pada 2019, instalasi pengolahan air di wilayah tersebut dimodernisasi sebagai bagian dari program itu.
"Teknologi baru ini memungkinkan air murni dipasok langsung ke jaringan pasokan air, bukan ke pabrik pengolahan air limbag besar seperti sebelumnya," kata para ilmuwan TPU, dikutip dari Sputnik News, Kamis (7/11/2019).
Baca Juga: Kekurangan Dana, PBB Tak Berkutik Atasi Beragam Krisis Dunia
Ilmuwan-ilmuwan di Rusia itu juga mengklaim, pendekatan tersebit menghemat biaya pemeliharaan dan rekonstruksi jaringan, serta mendukung pengoperasian instalasi pengolahan air besar.
Kepala Insinyur Laboratorium Penelitian dan Produksi Air Murni TPU, Andrei Matveev menjelaskan, ?uniknya, di sini ada efisiensi sumber daya yang tinggi, yang secara signifikan mengurangi konsumsi energi dan air. Kompleks ini terletak di dalam kotak seluler tahan cuaca berukuran 24 meter persegi tahan cuaca yang dapat beradaptasi dengan berbagai polutan. Selain itu, teknologi ini dilengkapi dengan sistem kendali jarak jauh dan otomatisasi yang didasarkan pada pemrograman modern dan sistem otomasi."
Menurut para ilmuwan Tomsk, pemurni air Rusia mengonsumsi lebih sedikit energi secara signifikan. Selain itu, setiap instalasi pengolahan air dibuat untuk kebutuhan spesifik desa. Semua kompleks disatukan oleh sistem pengiriman tunggal, memungkinkan penerimaan informasi harian tentang kondisi peralatan dan konsumsi air dan listrik.
Saat ini, inovasi itu beroperasi di berbagai daerah di Wilayah Tomsk, termasuk di wilayah utara dengan kondisi iklim yang parah. Puluhan ribu penduduk desa telah menerima akses ke air minum. Para ahli TPU yakin, instalasi pengolahan air tersebut dapat digunakan di semua negara dunia dengan iklim yang berbeda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: