Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Imbas Corona, Adidas & Puma Rugi Besar di China

        Imbas Corona, Adidas & Puma Rugi Besar di China Kredit Foto: Reuters/Michaela Rehle
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Produsen pakaian olahraga asal Jerman, Adidas dan Puma, memperingatkan adanya penurunan penjualan yang cukup besar di pasar China sebagai imbas dari wabah virus Corona, Rabu (11/3/2020). Namun, begitu terlihat ada tanda-tanda perbaikan, maka akan menyebar ke pasar yang lain.

        Saham Adidas dan Puma, yang sudah terpukul di minggu-minggu terakhir, kembali turun, masing-masing 10 persen dan 3,2 persen pada Rabu sore. Saham Nike, sang pemimpin pasar juga bernasib sama, turun 3 persen.

        Penjualan Adidas di kuartal I merosot hingga US1,1 miliar di China Raya, secara keseluruhan jatuh lebih dari 10 persen, termasuk kejatuhan 100 juta euro di Jepang dan Korea Selatan.

        Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Masa Darurat Corona hingga Bulan. . .

        Menurut CEO Adidas, Kasper Rorsted, semakin tinggi margin bisnis China, biasanya berkontribusi besar terhadap profit perusahaan ini. Ia mengatakan kepada analis bahwa keuntungan grup bakal merosot hingga lebih dari 500 euro di periode yang sama.

        Adidas dan Puma menyumbang penjualan terbesar ketiga di Asia. Kawasan ini menjadi pasar pertumbuhan utama untuk produk-produk olahraga, beberapa tahun terakhir. Asia juga menjadi sourcing hub yang signifikan, dengan China sebagai produser utamanya untuk industri ini.

        "Wabah Corona tampak lebih buruk ketimbang menakutkan," kata James Grzinic, seorang analis di Jefferies dalam tulisannya tentang Adidas, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu.

        Puma tak berharap bisnisnya segera kembali normal kendati ada tanda-tanda menggembirakan dari China. Puma mengabaikan panduan 2020 yang diberikan pada Februari 2019 yang mengasumsikan bahwa krisis akan berlangsung sebentar.

        "Melihat kondisi di China, dampaknya di negara-negara Asia, dan kini menyebar ke Eropa dan AS, kita harus menyimpulkan bahwa kondisi normal tidak akan terjadi dalam waktu dekat," kata Puma.

        Sejak muncul di China akhir tahun lalu, virus Corona baru telah menyebar ke seluruh dunia, menginfeksi sekitar 120.000 orang, menewaskan hampir 4.300, dan membuat pasar jadi tak menentu.

        Akibat dari wabah ini, event-event olahraga ditunda, dibatalkan, atau digelar tanpa penonton. Virus ini telah memunculkan banyak pertanyaan tentang kemungkinan Olimpiade Tokyo dan Kejuaraan Sepak Bola Eropa 2020 digelar.

        Baca Juga: Facebook, Google, Twitter dkk Bersatu Lawan Disinformasi Corona

        Jika kedua event itu ditunda, kata Rorsted, Adidas akan kehilangan 70 juta euro dari penjualannya. Namun, dia tetap optimistis tentang kesehatan bisnisnya dan tidak berencana melakukan pengurangan pekerjaan.

        Kepala Keuangan Adidas, Harm Ohlmeyer berharap keadaan kembali normal di paruh kedua tahun ini. Perusahaannya juga belum mengurangi pesanan ke pabrik-pabrik.

        Baik Adidas maupun Puma mengatakan, sebagian besar pabrik mereka di China telah beroperasi kembali. Pengiriman logistik dari China juga sebagian besar sudah berjalan. Jadi, rantai pasokan global hanya melihat ini sebagai penundaan kecil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: