Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keluarga HB II Minta Tolong Presiden Kembalikan Emas 57.000 Ton

        Keluarga HB II Minta Tolong Presiden Kembalikan Emas 57.000 Ton Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keturunan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono II (HB II) Fajar Bagoes Poetranto, mendesak Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu pengembalian aset dan harta benda milik Sultan HB II yang dijarah oleh tentara Inggris pada tahun 1812. 

        Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7), ia mengatakan pada tahun 1812 itu memang terjadi serbuan ke Kraton Yogyakarta yang dilakukan oleh bala tentara Inggris. Peristiwa tersebut dikenal dengan Perang Sepehi atau Geger Sepehi.

        Baca Juga: NU-Muhammadiyah Cabut, Pak Jokowi, Gak Mau Jewer Mas Nadiem?

        Baca Juga: PPP Dukung Jokowi: Lembaga Receh Cuma Bebani Anggaran

        "Kami mengharapkan harta dan benda bersejarah yang dijarah tentara Inggris pada Perang Sepehi tahun 1812 untuk dikembalikan. Barang-barang tersebut merupakan salah satu bagian dari milik Keraton Yogyakarta di masa Raja Sri Sultan Hamengkubuwono II," ujar Bagoes.

        Lanjutnya, ia menyebut harta berharga yang dijarah menurut informasi yang diterimanya adalah soal logam emas sebanyak 57.000 ton. Jadi surat bukti kepemilikan atau kolateral itu yang dirampas.

        "Kami meminta agar emas tersebut dikembalikan kepada pihak Keraton atau para keturunan dari Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono II," tegasnya.

        Lebih lanjut, ia mengatakan tak hanya emas yang dijarah, ada pula dokumen penting kerajaan lain yang diangkut. Begitu juga dengan manuskrip-manuskrip yang ditulis Sri Sultan Hamengkubuwono II tentang sastra dan budaya keraton, benda pusaka kraton bahkan perhiasan yang dipakai Sri Sultan Hamengkubuwono II, dan sangat penting dikembalikan, karena bukti otentik kesejarahan Ngayogyakarta.

        Bahkan, menurutnya, Yayasan Cahaya Nusantara (Yantra) telah siap mendukung dan membantu untuk merawat serta menerjemahkan manuskrip tersebut. Penerjemahan itu perlu dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Yogyakarta sejarah masa lampau Sri Sultan Hamengkubuwono II.

        "Kami melakukan ini sudah mendapat dukungan dari pihak Keraton Yogyakarta dan para keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Bahkan yayasan Yantra juga siap membantu," jelas Bagoes Poetranto.

        Bahkan, trah keturunan juga menginginkan penulisan sejarah mengenai Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono dan Perang Sepehi. Hal itu perlu untuk menambah wawasan para generasi saat ini. 

        Karena itu untuk menambah pemahaman soal perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono dan dalam rangka pengusulan gelar Pahlawan Nasional, akan diselenggarakan pementasan wayang kulit dengan lakon Perang Sepehi. Pentas wayang akan dibawakan Dalang Ki Catur Benyek Kuncoro.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: