Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) secara daily dan weekly memang tidak mudah ditebak. Pada pekan pertama Agustus misalnya, setelah sempat bertengger di level US$710/MT, harga rata-rata CPO di CIF Rotterdam basis di minggu kedua kembali turun.
Selama periode tersebut, harga rata-rata CPO tercatat mengalami penurunan sebesar 1,5 persen atau sebesar US$11,5/MT menjadi US$698,75/MT. Kendati demikian, harga rata-rata tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama pada m-o-m yang sebesar US$654,5/MT.
Baca Juga: Kinerja CPO Indonesia Tertolong Pemulihan Pasar Ekspor
Sentimen yang mendorong terjadinya penurunan harga tersebut adalah penurunan permintaan CPO dari negara-negara importir akibat wabah Covid-19 yang masih masif terjadi. Negara importir mengkhawatirkan terbukanya akses perdagangan justru akan menyebabkan "jalan pandemi" juga makin terbuka lebar.
Gapki membukukan pada Semester I-2020, ekspor minyak sawit Indonesia terkontraksi sebesar 11,4 persen atau sekitar dua juta ton menjadi 15,5 juta ton dengan nilai US$10,06 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun 2019, ekspor CPO dan turunannya mencapai 36,17 juta ton dengan nilai US$20,22 miliar.
Kontraksi yang terjadi terhadap harga minyak nabati jenis lain seperti soybean oil, rapeseed oil, dan sunflower oil juga menjadi sentimen negatif untuk pergerakan harga CPO. Misalnya, harga rata-rata soybean oil (SBO) pada minggu pertama Agustus 2020 sebesar US$31,554/pound, sedangkan pada pekan kedua turun menjadi US$31,476/pound.
Sejatinya, harga CPO sudah mengalami reli sejak awal Mei 2020 yang diakibatkan terjadinya penurunan stok. Peningkatan permintaan dari negara-negara importir CPO selama pandemi yang diiringi dengan penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia menjadi sentimen yang menyebabkan harga CPO ikut naik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum