Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Niatnya Promosi Pertanian Lokal, Timor Leste Malah Impor Beras Vietnam

        Niatnya Promosi Pertanian Lokal, Timor Leste Malah Impor Beras Vietnam Kredit Foto: EPA-EFE
        Warta Ekonomi, Dili -

        Hampir dua dekade Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia. Masa depan negara itu pun dinilai masih 'abu-abu'.

        Di tengah merebaknya pandemi virus corona baru (Covid-19), negara yang dulunya bernama Timor Timur tersebut dilanda krisis pangan. 

        Baca Juga: Dibayangi Kemiskinan, Eks Presiden Timor Leste Tulis Bank BUMN Indonesia Matikan Ekonomi Negaranya

        Alih-alih menggunakan hasil petani lokal, pemerintah Timor Leste justru megimpor beras sebanyak 6.000 ton dari Vietnam.

        Hal itu dilakukan sebagai langkah meningkatkan ketahanan pangannya di masa sulit akibat Covid-19 ini.

        Sebagaimana diberitakan sebelumnya, keputusan pemerintah tersebut banyak disorot oleh banyak pihak.

        Pasalnya, beras yang diimpor Pemerintahan Taur Matan Ruak sudah tidak layak dikonsumsi, yakni beras pecahan 15 persen yang sudah berkurang kadar gizinya.

        Kendati demikian, Timor Leste berani mengeluarkan ribuan dollar demi mengimpor ribuan ton beras pecah itu dari Vietnam.

        Sebagian menilai, kebijakan ini tak ubahnya menipu petani, mempromosikan hasil pertanian lokal namun mengimpor beras pecah yang sudah tidak layak.

        Indeks Kelaparan Global tahun 2017 menunjukkan negara yang baru merdeka tahun 2002 ini termasuk dalam kategori kelaparan serius di dunia.

        Rendahnya indeks kelaparan ini dampak dari buruknya produktivitas pertanian, rendahnya pendapatan, infrastruktur yang belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor Leste terhadap dampak harga pangan global dan variasi iklim.

        Kendati begitu, publik menilai bukan berarti pemerintah harus mengimpor beras yang sudah tidak layak. Sementara beras lokal hasil petani merupakan beras dengan gizi yang baik.

        "Sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator sebagaimana dilansir dari The Oekusi Post.

        Saat beras pecah itu tiba di pertengahan Agustus 2020 lalu, tiga menteri dari Pemerintahan Taur Matan Ruak menjemputnya di pelabuhan.

        Ketiga menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi Jose Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri, Jose Lucas do Carmo da Silva.

        Joaquim Amaral mengatakan, pemerintah membeli beras pecah ini dengan tujuan mengantisipasi kelaparan saat wabah Covid-19.

        "Hari ini kami datang ke sini untjuk menyaksikan beras yang kami beli selama krisis Covid-19. Saat itu, semua negara tidak menjual beras karena upaya pemerintah melakukan negosiasi dengan pemerintah Vietnam, membeli beras untuk mejamin stok nasional kita," kata Menteri Joaquim.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: