Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        7 Fakta Ekonomi RI Diprediksi Minus, Mau Gak Mau... Selamat Datang Resesi

        7 Fakta Ekonomi RI Diprediksi Minus, Mau Gak Mau... Selamat Datang Resesi Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia bakal mengikuti jejak negara lain yang terkena kontraksi ekonomi hingga resesi akibat pandemi Covid-19. Kuartal III-2020 diprediksi perekonomian Tanah Air akan tercebur ke jurang resesi karena tak kuat menahan krisis akibat wabah tersebut.

        Terkait hal itu berikut beberapa fakta tentang perekonomian Indonesia akan mengalami resesi yang dikutip dari Okezone di Jakarta, Minggu (27/9/2020).

        Baca Juga: Sri Mulyani: Covid-19 Bikin Banyak Masalah Ekonomi Terekspos

        1. Kemenkeu Sudah Pasrah Indonesia Pasti Resesi di 2020

        Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9% hingga 1%. Artinya, Indonesia sudah mengalami dua kali perekonomian minus, setelah sebelumnya pada kuartal II-2020 minus 5,3%.

        “Kuartal III expect di kisaran minus 2,9% dan minus 1%, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita,” ujar Febrio dalam diskusi virtual BKF.

        2. Konsumsi Rumah Tangga Masih Negatif

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ekonomi Indonesia akan berada pada zona negatif yakni pada minus 1 hingga 2,9%. Hal ini seiring konsumsi rumah tangga yang masih mengalami kontraksi yang masih negatif seiring masih adanya pembatasan sosial berskala besar.

        "Konsumsi rumah tangga masih negatif yang mana proyeksinya masih minus 3,0% hingga minus 1,5%," ujar Sri Mulyani dalam video virtual.

        3. Covid-19 Jadi Penyebab Utama

        Bendahara Negara itu menekankan virus covid-19 ini masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi perekonomian baik dalam skala global maupun nasional. Kemampuan mengendalikan virus covid ini menjadi sangat penting.

        "Dengan kondisi covid-19 yang masih menjadi faktor pertama pengaruhi ekonomi, di level global dan nasional kita masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengendalian covid-19," tandasnya.

        Baca Juga: Tips Keuangan: Beli Produk Diskon Jelang Resesi, Buntung atau Untung?

        4. Defisit APBN 2020 Bisa Melebar hingga 6,34% dari PDB

        Akibat perlambatan ekonomi itu, Indonesia menjalankan kebijakan fiskal yang cukup agresif. Yakni menargetkan defisit APBN 2020 bisa melebar hingga 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, defisit itu juga merupakan yang terdalam sepanjang sejarah Indonesia.

        5. Berlanjut ke Kuartal I-2021

        Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai gejolak ekonomi di Indonesia akan terasa hingga kuartal I-2021. Diharapkan seluruh pelaku usaha untuk mempersiapkan diri menghadapi krisis tersebut.

        "Jadi kita harus persiapkan diri untuk situasi akan cukup berat sampai kuartal I 2021," kata Teten dalam konferensi pers secara daring.

        6. Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal III-2020 Masih Minus

        Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan berada pada zona negatif yakni pada minus 1% hingga 2,9%. Hal ini seiring konsumsi rumah tangga yang masih mengalami kontraksi yang masih negatif seiring masih adanya pembatasan sosial berskala besar.

        "Konsumsi rumah tangga masih negatif yang mana proyeksinya masih minus 3,0% hingga minus 1,5%," ujar Sri Mulyani.

        Baca Juga: 'Indonesia Sudah Resesi'

        7. Usai Sri Mulyani, Menko Airlangga Ramal Ekonomi RI Minus 1,1% di Kuartal IV

        Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi Indonesia bakal tetap tumbuh negatif hingga kuartal IV-2020. Menurut kemungkinan terburuknya, pertumbuhan ekonomi nasional 2020 bisa mencapai minus 1%.

        Artinya, dalam kuartal III dan IV, ekonomi Indonesia akan mengalami negatif. Hal ini seiring, kontraksi perekonomian yang terjadi di setiap negara selama masa pandemi Covid-19 saat ini.

        "Di kuartal kedua kita ketahui kita terkontraksi minus 5,32% dan juga dibandingkan dengan berbagai negara relatif kontraksi kita tidak terlalu dalam," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: