Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Walgreens, Ritel Farmasi Bergelimang Cuan Berumur Seabad Lebih

        Kisah Perusahaan Raksasa: Walgreens, Ritel Farmasi Bergelimang Cuan Berumur Seabad Lebih Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Virus corona atau Covid-19 yang tengah melanda dunia memaksa setiap orang untuk tetap menjaga kesehatan tubuh. Virus yang belum ditemukan vaksinnya itu masih menjadi momok menakutkan bagi banyak individu. Sebab itulah, untuk saat ini banyak yang berpegang teguh pada "mencegah lebih baik daripada mengobati."

        Agar tetap tubuh tetap fit, olahraga menjadi salah satu opsi yang paling umum dilakukan.  Tubuh sangat perlu bergerak untuk memaksimalkan fungsinya, sehingga berolahraga adalah langkah tepat yang bisa dilakukan. Bukan hanya menjauhkan dari beragam penyakit, kegiatan ini memiliki banyak manfaat berikutnya.

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: General Motors, Big Three Manufaktur Otomotif di AS

        Olahraga umumnya diimbangi dengan suplemen atau obat-obatan lainnya. Itu dilakukan banyak orang dengan alasan memaksimalkan kegiatan yang telah dijalani. Salah satu contohnya adalah konsumsi vitamin C. Sebab itulah, banyak orang memanfaatkan waktunya pergi ke apotek atau toko obat untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

        Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, apotek, gerai obat, atau farmasi nyatanya ramai diburu masyarakat. Di Amerika Serikat misalnya, perusahaan raksasa obat dan farmasi Walgreens mendapat buah cukup manis. Perusahaan tersebut mengalami peningkatan pendapatan sebesar 4 persen menjadi 137 miliar dolar AS. Meski ada kenaikan di situ, laba bersih dan saham perusahaan justru turun masing-masing sebesar 20 persen dan 14 persen. 

        Penurunan laba bersih disebabkan antara lain oleh ketatnya persaingan. Walgreens nyatanya belum mampu melangkahi raksasa seperti Walmart dan Amazon. Yang terburuk adalah, perusahaanmenutup ratusan toko untuk memangkas biaya akibat pandemi Covid-19.

        Sejarah Walgreens telah ada selama lebih dari satu abad lalu. Berdiri, tumbuh, dan kembangnya taipan kesehatan ini akan diulas Warta Ekonomi pada kesempatan Jumat (2/9/2020) kali ini. Berbekal sumber relevan dan kredibel, kami sajikan uraian tersebut menjadi tulisan sebagai berikut.

        Seorang apoteker bernama Charles R. Walgreen adalah sosok kunci pada kisah ini. Langkahnya dimulai pertama kali pada 1901 ketika ia membeli toko obat di Chicago, AS. Tak puas dengan satu toko, Walgreen membeli toko kedua pada 1909. Hingga pada 1915 ia telah memiliki lima toko obat yang dikelolanya. 

        Tak hanya memperbanyak gerai, Walgreen melakukan banyak perbaikan dan inovasi di toko miliknya. Ornamen yang unik yang ditambahkannya saat itu adalah sebuah air mancur soda. Sementara Walgreen juga mulai membuat lini produk obatnya sendiri. Tujuannya adalah mempermudah kontrol kualitas barang dengan harga lebih murah dari pesaing. 

        Walgreen menjalankan bisnisnya dengan cukup radikal. Pada 1916 saja, ia sudah memiliki sembilan gerai yang semuanya ada di wilayah Chicago. Jika dikira-kira, bisnisnya saat itu memiliki nilai 270.000 dolar AS per tahun. Di tahun ini pula, Walgreen secara resmi menamai perusahaannya sebagai Walgreen Co.

        Pertumbuhan pesat Walgreen kembali terjadi. Perusahaan terus menambah jumlah gerainya menjadi 65 toko pada pertengahan 1925. Total penjualan tahunan perusahaan mencapai 1,2 juta dolar AS.

        Great Depression memperburuk situasi keuangan dan bisnis AS. Sebelum depresi ekonomi pada 1929 dan 1930, penjualan tahunan Walgreen adalah 47 juta dolar dengan laba bersih 4 juta dolar dan 52 juta dolar. Sementara setelah depresi terjadi penjualan merosot ke angka 47,6 juta dolar AS. Alhasil perusahaan memotong gaji karyawan tetapi uang pensiun dan tunjangan masih tetap disiapkan.

        Pada 1934 perusahaan membuka Walgreen Super Store pertamanya, di Tampa, Florida. Dengan luas 4.000 kaki persegi, toko itu hampir dua kali lipat ukuran toko pada umumnya, dan memiliki air mancur yang jauh lebih besar serta pajangan barang dagangan yang lebih terbuka daripada toko pada umumnya. Juga pada 1934 saham perusahaan mulai diperdagangkan di Bursa Efek New York.

        Bisnis Walgreen pulih pada pertengahan hingga akhir 1930-an. Pada 1938 penjualan mencapai 69 juta dolar AS. Pada 1939 kesehatan pendiri menurun, Charles Walgreen, Sr., mengundurkan diri dari jabatan presiden perusahaan pada bulan Agustus di tahun itu.

        Putranya diberi kesempatan untuk menggantikannya, dan Justin Dart, yang telah bersama perusahaan dalam berbagai kapasitas sejak 1929, diangkat menjadi manajer umum. Dart telah menikah dan bercerai dari Ruth Walgreen, putri pendiri. Charles Walgreen, Sr., meninggal pada bulan Desember 1939 pada usia 66 tahun.

        Perusahaan ini memulai tahun 1940-an dengan pembukaan toko super di pusat kota Chicago. Toko tersebut adalah yang ke-489. Dalam gerai tersebut terdapat eskalator berkecepatan tinggi dua arah untuk menyediakan akses antara dua lantai toko. 

        Pada April 1940 Marvin Drug Co., yang mengoperasikan delapan toko dan sebuah gudang di Dallas, bergabung dengan Walgreen Co.

        Pada 1941, ada perpecahan antara Charles Walgreen, Jr., dan Justin Dart. Gaya manajemen Dart yang tidak ortodoks membuat orang lain di perusahaan tidak nyaman. Dia sewenang-wenang dalam menentukan bonus untuk manajer toko dan kritis terhadap pendekatan konservatif perusahaan terhadap bisnis. 

        Anggota dewan menganggap Dart tidak menentu dan boros. Mereka menyerukan pengunduran dirinya pada Juli 1941. Pada November tahun itu dia mengundurkan diri dan bergabung dengan United Drugs Inc. Di sini dia membangun karier yang substansial dan melakukan diversifikasi di luar bisnis obat-obatan.

        Pada 1946, perusahaan tersebut memperoleh 27 persen saham, kemudian meningkat menjadi 44 persen, di perusahaan ritel dan restoran Meksiko, Sanborns. Pada tahun 1948 perusahaan memperluas kantor pusat perusahaannya di Chicago. Tahun itu, penjualan mencapai 163,6 juta dolar AS, dan Walgreen mulai beriklan di televisi.

        Tahun 1950-an mengantar era swalayan dalam ritel obat-obatan. Ini merupakan sebuah konsep yang telah dicoba Walgreen secara eksperimental di tiga toko pada 1940-an. Pada 1949, perusahaan membatalkan rencana merger dengan Thrifty Drug Co.Namun, dalam proses negosiasi merger, Charles Walgreen Jr., telah meneliti pesaing Thrifty, Sav-on. Walgreen Jr justru tertarik dengan Sav-on untuk melakukan pengambilalihan.

        Pada akhir 1953, Walgreens telah mempunyai 22 unit swalayan. Dengan begitu, swalayan terus berkembang sepanjang 1950-an.Perusahaan membangun banyak unit swalayan baru dan mengubah unit konvensional.  Artinya perusahaan juga menutup beberapa toko konvensional lama karena terlalu kecil atau di lokasi yang tidak diinginkan.

        Sementara jumlah toko tumbuh menjadi 451 pada 1960 dari sebelumnya 410 pada 1950. Penjualan Walgreens juga tumbuh dari 163 juta dolar menjadi 312 juta dolar AS selama dekade tersebut. Sebagian besar berkat peningkatan ukuran dan pilihan yang lebih luas dari toko swalayan.

        Pada 1962, Walgreen memasuki bidang bisnis toko serba ada. Perusahaan mengakuisisi United Mercantile Inc. seharga 3 juta dolar AS. Dari sini perusahaan memperluas gerainya di seluruh Selatan dan Barat Daya AS.  Pada 1966, ada 13 toko yang menghasilkan penjualan tahunan lebih dari 120 juta dolar AS.

        Walgreens Super Center pertama dibuka pada 1964 di Norridge, pinggiran Chicago. Pada 1969 ada 17 Super Center di seluruh negeri.

        Generasi ketiga Walgreens naik ke kursi kepresidenan perusahaan pada 1969. Adalah C.R. (Cork) Walgreen III yang ditunjuk sebagai presiden, menggantikan Alvin Borg, yang telah menjadi presiden ketika Charles Walgreen Jr., menjadi ketua dewan selama reorganisasi perusahaan 1963. Juga pada 1963, perusahaan memilih direktur luar pertama untuk dewan.

        Hal ini menjadikan Walgreen  sebagai salah satu dari sedikit perusahaan yang dipimpin oleh keturunan pendiri generasi kedua dan ketiga. Meskipun keluarga Walgreen tidak lagi memiliki saham pengendali dari saham perusahaan. 

        Beberapa perubahan terjadi pada pertengahan 1970-an. Pada 1974 perusahaan membuka restoran Wag's yang pertama. Wag's adalah restoran keluarga yang berdiri sendiri, banyak yang buka 24 jam sehari. 

        Pada 1975 Walgreen pindah ke kantor pusat perusahaan baru di Deerfield, pinggiran Chicago. Fasilitas sebelumnya menjadi tidak memadai ukurannya dan ketinggalan zaman. Juga pada 1975, perusahaan menyelesaikan tahap pertama dari laboratorium obat dan kosmetik baru di Kalamazoo, Michigan. Perusahaan melampaui angka 1 miliar dolar AS dalam penjualan pada 1975.

        Pada 1976 Charles R. Walgreen III menggantikan ayahnya sebagai ketua dewan, dan Robert L. Schmitt, yang telah bekerja di perusahaan sejak 1948, menjadi presiden. Schmitt mengawasi likuidasi Globe, yang telah menunjukkan kerugian yang signifikan. 

        Namun, masa jabatan Schmitt berakhir ketika dia meninggal mendadak pada Oktober 1978. Fred F. Canning, seorang veteran perusahaan selama 32 tahun, menggantikannya. 

        Pada 1979 Walgreen mengakuisisi 16 toko obat Stein di daerah Milwaukee. Itu menutup dekade 1970-an dengan 688 toko obat, penjualan perusahaan mencapai 1,34 miliar dolar, dengan pendapatan lebih dari 30 juta dolar AS.

        Perusahaan ini memulai tahun 1980-an dengan memfokuskan kembali pada toko obat dan menghilangkan bisnis tertentu. Walgreen mengakhiri program agensi, program yang dimulai pada 1929, yang hanya menyumbang 2 persen dari penjualan. Tahun berikutnya, Walgreen menutup 27 pusat optiknya. Perusahaan juga menghilangkan banyak restoran di dalam toko, sehingga jumlah restoran di dalam toko menurun dari 231 pada 1979 menjadi 119 pada 1984.

        Memperluas bisnis toko obat, Walgreen membawa Rennehbohm, yang berpusat di Madison, Wisconsin, pada 1980. Rennehbohm memiliki 17 toko obat, dua apotek klinik, dua toko alat kesehatan dan kecantikan, sebuah toko kartu, dan enam kafetaria. Pada 1981 Walgreen membeli 21 toko obat Kroger SuperX di Houston. Pada 1982, perusahaan menambahkan layanan tambahan ke toko obatnya.

        Pada 1983, Walgreen menyelesaikan pemasangan sistem farmasi terkomputerisasi Intercom di seluruh gerai.Intercom menghubungkan setiap toko dalam rantai melalui satelit ke komputer mainframe di Des Plaines, Illinois. Sistem ini memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan resep mereka di Walgreens mana pun di negara ini.

        Bagi Walgreen, dekade 1990-an didominasi oleh tingkat ekspansi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Walgreen mengakhiri 1980-an dengan 1.484 unit. Pada pertengahan 1997 perusahaan memiliki lebih dari 2.200 unit (meningkat hampir 50 persen) dan menargetkan 3.000 unit selanjutnya. Pada tahun yang sama Fred Canning pensiun sebagai presiden. L. Daniel Jorndt, yang pernah menjadi wakil presiden senior dan bendahara, menggantikannya.

        Untuk industri farmasi secara keseluruhan, dasaawarsa 1990-an adalah dekade perubahan besar. Secara demografis, ada lebih banyak orang yang berusia di atas 50 tahun. Akibatnya, lebih banyak resep diisi setiap tahun, menjadikan apotek sebagai komoditas panas.

        Pada gilirannya, persaingan menjadi lebih ketat karena rantai agresif seperti Wal-Mart Inc. menantang posisi terdepan Walgreen dalam obat resep. Selain itu, rencana kesehatan perawatan terkelola menjadi semakin penting seiring berjalannya dekade, memberi tekanan pada toko obat untuk menurunkan harga resep, sehingga menekan margin. 

        Walgreen menanggapi tantangan ini dengan berinvestasi besar-besaran dalam teknologi. Perusahaan meluncurkan inisiatif baru yang ditujukan langsung untuk memanfaatkan tren menuju perawatan terkelola.

        Pada 1997, Walgreen meluncurkan sistem Intercom Plus generasi kedua, yang menjalankan lebih dari 200 fungsi dan memungkinkan pelanggan untuk memesan isi ulang resep menggunakan tombol pada telepon tombol tekan. Sistem ini juga memotong separuh waktu pelanggan harus menunggu untuk menerima resep mereka.

        Walgreen membukukan penjualan bersih pada 1996 sebesar 11,78 miliar dolar AS, lebih dari dua kali lipat dari 1989.

        Pada Mei 1997, Walgreen memasuki wilayah asing untuk pertama kalinya. Bulan itu perusahaan membentuk usaha patungan --RX Network Inc. (RXN)-- dengan Itochu Corp. dan lima perusahaan Jepang lainnya untuk mendirikan rantai toko obat di Jepang. RXN bertujuan untuk membuat rantai 500 unit pada 2002. Pada Januari 1998 Charles R. Walgreen III pensiun sebagai CEO, dengan Jorndt menggantikannya. Walgreen III tetap menjadi ketua hingga 1999, ketika Jorndt mengambil alih posisi itu juga.

        Pada akhir 1990-an dan tahun-tahun awal abad ke-21, Walgreen mencapai rekor pertumbuhan dan profitabilitas yang stabil.Karena pendapatan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 15,31 miliar doalr pada 1998 menjadi 32,51 miliar dolar pada 2003, laba meningkat dengan kecepatan yang sama, melompat dari 511 juta doalr menjadi 1,18 miliar dolar AS. 

        Sepanjang periode tersebut, margin laba bersih berada dalam kisaran yang sempit, antara 3,3 persen dan 3,7 persen. Selain itu, hasil untuk 2003 menandai rekor penjualan dan pendapatan perusahaan selama 29 tahun berturut-turut. Walgreen menambahkan sekitar 350 toko per tahun dalam periode ini, membuka toko ke-3.000 di Chicago pada Maret 2000 dan toko ke-4.000 di Van Nuys, California, pada Maret 2003.

        Pada akhir 2003, dari 4.227 toko obat perusahaan, 3.363 unit berdiri sendiri dan 3.280 apotek drive-thru.

        Raksasa toko obat itu mengalami tantangan pada 2019. Sebab itulah, posisi Walgreens di ahun 2020 hanya berada di nomor 41 dalam Global 500 Fortune. Penyababnya di satu sisi penjualan setahun penuh naik 4 persen menjadi 137 miliar dolar, di sisi lain, saham perusahaan turun 14 persen, dengan kinerja terburuk dengan saham Dow 30.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: