Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rangkul Investor dan Masyarakat, Begini Jurus ALAMI

        Rangkul Investor dan Masyarakat, Begini Jurus ALAMI Kredit Foto: ALAMI Fintek Sharia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri Financial Teknologi (Fintech) telah berkembang begitu pesat. Namun sayangnya tidak banyak fintech yang fokus di layanan berbasis syariah. Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan ALAMI, fintech berbasis syariah untuk ikut bersaing bersama penyelenggara fintech lainnya.

        CEO ALAMI Dima Djani, mengungkapkan bahwa tujuan ALAMI jelas, masyarakat muslim Indonesia punya kebutuhan, keinginan, dan kemampuan untuk mengoptimalkan penetrasi layanan keuangan syariah. Sayangnya, bagi kalangan muslim muda, pamor instansi keuangan syariah masih jauh dari harapan. Kesan kaku, rumit, kuno jadi faktor penghambat majunya skema finansial yang justru sudah banyak diadopsi di negara-negara berpopulasi non-muslim.

        “Di benak kami saat itu, ALAMI harus bisa menembus batas-batas yang selama ini menghambat bertemunya calon user ke lembaga keuangan ataupun ke sesama perusahaan yang butuh pendanaan. Seiring berkembangnya infrastruktur internal, ALAMI memutuskan untuk mengembangkan layanan peer-to-peer financing (P2P) berbasis syariah," ujarnya di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).

        Baca Juga: ALAMI Gandeng BPJS untuk Tingkatkan Layanan Fasilitas Kesehatan

        Sebagai perusahaan baru, lanjutnya, pihaknya perlu mencari best practice dalam menyampaikan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, dirinya memutuskan untuk bermitra dengan konsultan komunikasi yang mampu memberikan strategi komunikasi yang paling relevan dengan kondisi pasar saat itu.

        Menurutnya, salah satu yang tidak pernah dilewatkan dalam perencanaan ALAMI adalah pentingnya membangun image perusahaan dan sosok leadership sejak awal. Makanya dia meyakini startup perlu menjadikan corporate communications sebagai strategi yang dibangun sejak awal.

        “Menjadi beda saja tidak cukup untuk masuk dalam arena fintek yang sangat kompetitif, apalagi banyak isu pinjol dari fintek ilegal. Oleh karena itu, perlu strategi komunikasi yang komprehensif – mulai dari public relations hingga digital marketing agar kampanye perusahaan dapat didengar dan dirasa oleh publik,” kata Dima.

        Dima juga mengungkapkan bahwa memupuk kepercayaan publik sangatlah penting oleh karena itu branding perusahaan perlu dijalankan sejak dini agar mampu memberikan pesan bahwa ALAMI punya komitmen jangka panjang untuk hadir dan melayani pasar muslim Indonesia.

        “Melalui branding yang baik di sosial media dan tradisional media, ALAMI kini merasakan banyak kemudahan dalam berinteraksi baik di level stakeholders, calon investor, dan ke direct users yang ingin menggali informasi lebih lanjut tentang bisnis ALAMI dan upaya ini kami lakukan jauh saat karyawan kami masih berlima – the sooner, the better,” lanjutnya.

        Konsistensi ALAMI membangun citra perusahaan akhirnya tak sia-sia. Buktinya ALAMI dipercaya sebagai salah satu start-up yang ikut serta dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) gagasan Pemprov DKI Jakarta dalam membantu masyarakat merespon dampak pandemi Covid-19. Kemudian dipercaya oleh BPJS Kesehatan sebagai partner pemberi pembiayaan kepada fasilitas kesehatan (faskes) jaringan BPJS Kesehatan.

        Dalam menjalankan bisnisnya, Dima bilang, ALAMI terus berupaya untuk menyesuaikan strategi komunikasi dengan memperhatikan kondisi pasar muslim di Indonesia. Sampai saat ini, ALAMI sudah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 200 Milliar.

        “Pencapaian tersebut didukung dengan faktor komunikasi yang fleksibel sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan dan karakter masyarakat di daerah tersebut,” lanjutnya.

        Sebagai informasi, PT Alami Fintek Syariah (ALAMI) didirikan oleh Dima Djani, Bembi Juniar, dan Harza Sandityo pada Desember 2017. Terhitung sejak tahun 2019, ALAMI menyediakan layanan yang lebih beragam yaitu platform peer-to-peer financing (P2P) berbasis syariah bagi penggunanya. ALAMI terdaftar di OJK hingga saat ini sudah mendapat tandaberizin, ALAMI memiliki pemberi dana (funder) dengan jumlah mencapai ±7.000 orang.

        Selain itu, di periode pandemi Covid-19 ini ALAMI menerapkan seleksi yang ketat dan hati-hati terhadap beneficiary serta memilih dari sektor yang tidak terdampak langsung pandemi COVID-19, sehingga ALAMI masih mencatatkan NPF (Non Performing Financing) sebesar 0% atau jika pada industri P2P financing menggunakan pengukuran TKB90: 100%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: