Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Daebak! Selama Pandemi Covid-19, Kekayaan Miliarder Dunia Meroket hingga Rp147 Kuadriliun!

        Daebak! Selama Pandemi Covid-19, Kekayaan Miliarder Dunia Meroket hingga Rp147 Kuadriliun! Kredit Foto: Reuters/Lindsey Wasson
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi virus corona telah meningkatkan total kekayaan miliarder ke level tertinggi yang pernah ada. Sejak pandemi dimulai, total kekayaan yang dimiliki oleh miliarder di seluruh dunia telah tumbuh seperempat menjadi lebih dari USD10 triliun setara dengan Rp147.495 triliun atau Rp147 kuadriliun.

        Angka tersebut ditempuh bersama dengan para miliarder di seluruh dunia. Tertinggi adalah Jeff Bezos, yang sempat menyentuh USD200 miliar (Rp3.000 triliun) pada bulan Agustus, tepat ketika UBS dan PwC menghitung data untuk laporan tahunannya tentang miliarder.

        Baca Juga: Kekayaannya Mulai Naik di Tengah Pandemi, Miliarder LVMH Tapi Masih Rugi Rp519 T!

        Dikutip dari Forbes di Jakarta, Rabu (7/10/2020) laporan tersebut menunjukkan bahwa kekayaan miliarder kolektif telah tumbuh pada tingkat tercepat selama periode apa pun selama dekade terakhir.

        Antara April dan Juli, miliarder meningkatkan kekayaan mereka sebesar 27% dari USD8 triliun (Rp118 kuadriliun) pada awal April. Ini sebagian besar berkat paket stimulus pemerintah.

        "Kekayaan miliarder secara longgar berkorelasi dengan pasar ekuitas," tulis laporan 'Riding the Storm' yang diterbitkan bersama oleh UBS dan PwC.

        "Mulai akhir Maret, paket pelonggaran fiskal dan kuantitatif pemerintah yang besar mendorong pemulihan di pasar keuangan." tambah laporan itu.

        Lebih dari setengah saham yang dimiliki oleh rumah tangga Amerika dipegang oleh 1% orang terkaya menurut penelitian oleh Goldman Sachs pada bulan Februari. Ketika pasar naik, seperti yang telah mereka lakukan sejak Maret, yang terkaya melihat keuntungan terbesar.

        Sebuah celah dalam undang-undang bulan Maret memungkinkan para jutawan mendapat keuntungan sekitar USD1,7 juta (Rp25 miliar) dari pemerintah. Sebanyak 133 perusahaan besar lainnya telah menerima USD5 miliar dari Departemen Keuangan.

        Selain mendongkrak kekayaan mereka, virus corona juga meningkatkan donasi para miliarder. Penelitian UBS dan PwC menemukan bahwa para miliarder memberi lebih banyak saat ini daripada dulu.

        Dua lembaga itu juga mencatat lebih dari tiga perempat keluarga kaya lebih suka menyumbang secara diam-diam.

        "Preferensi mereka terhadap kebijaksanaan berarti bahwa sejauh mana kontribusi sosial mereka tidak selalu diakui," kata Guy Hudson, mitra dan kepala pemasaran di Stonehage Fleming, sebuah kantor multi-keluarga yang menerbitkan laporan 'Empat Pilar Modal'.

        Namun, berdasarkan hasil survey, para orang kaya itu enggan memberi lebih lagi di saat Covid-19 semakin buruk seperti sekarang. Statistik ini diharapkan  akan meningkatkan seruan bagi para miliarder untuk berbuat lebih banyak dengan uang mereka atau menekan pemerintah untuk mempertimbangkan pajak kekayaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: