Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Polisi Bilang Percakapan di Grup WA KAMI Ngeri, Ahmad Yani: Nggak Ada!

        Polisi Bilang Percakapan di Grup WA KAMI Ngeri, Ahmad Yani: Nggak Ada! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kuasa hukum Syahganda Nainggolan, yang juga Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani membantah adanya percakapan Grup WhatsApp yang membahas aksi demonstrasi menentang Undang-Undang Cipta Kerja.

        "Enggak ada (percakapan WA), di twitter aja," kata Ahmad di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.

        Ahmad mengatakan, dari informasi yang didapatnya, hal yang dipermasalahkan terhadap Sekretaris Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan adalah mengenai cuitannya di akun Twitter Syahganda.

        Baca Juga: Bongkar Isi Handphone Pentolan KAMI, Polisi: Kalau Baca WA-nya, Ngeri...

        Kemudian tulisan berjudul "TNI-ku Sayang TNI-ku Malang" yang diunggah Deklarator KAMI Anton Permana di akun Facebook-nya. Sedangkan hal yang dipermasalahkan dari Anggota Komite Eksekutif KAMI Jumhur Hidayat, pihaknya belum tahu karena belum berhasil menemui Jumhur.

        "Kami tidak tahu perbuatan apa dan pasal apa yang dipersangkakan ke Pak Jumhur," katanya.

        Yani mengatakan tidak ada cuitan dari Syahganda yang berisi hasutan setelah dibaca-baca, karena isinya biasa saja, apalagi terkait mau demonstrasi. Sebab, gerakan unjuk rasa juga sudah direncanakan sejak lama oleh kaum buruh, mahasiswa jika DPR mengesahkan Undang-undang Cipta Kerja. 

        "Kita belum lihat korelasi dan relevansinya apa yang ditwitkan," kata dia.

        Sementara Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono memastikan penangkapan dan penahanan terhadap para pegiat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) berdasarkan bukti permulaan yang kuat.

        Bukti itu berupa tangkapan layar percakapan grup aplikasi perpesanan WhatsApp, proposal hingga bukti unggahan di media sosial. Menurut Awi, salah satu bukti yang paling mencolok adalah isi percakapan grup WA KAMI yang diduga ada upaya penghasutan.

        "Kalau rekan-rekan membaca WA-nya, ngeri. Pantas kalau di lapangan terjadi anarkis, itu mereka masyarakat yang tidak paham betul, gampang tersulut," ujar Awi.

        Sebelumnya ada delapan pegiat KAMI yang ditangkap polisi yakni Juliana, Devi, Wahyu Rasari Putri, Khairi Amri, Kingkin Anida, Anton Permana, Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat. Mereka ditangkap di Medan Sumatera Utara, Jakarta, Depok dan Tangsel. Lima orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: