Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sawit, Solusi Alternatif Pewarna Batik yang Ramah Lingkungan

        Sawit, Solusi Alternatif Pewarna Batik yang Ramah Lingkungan Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Cangkang kelapa sawit (palm kernel shell/PKS) yang biasanya dibuang begitu saja ternyata berpotensi diolah lebih lanjut untuk menghasilkan pewarna alami yang dapat digunakan dalam pembuatan batik. Pewarna dari cangkang inti sawit yang menghasilkan rona ungu memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap luntur akibat pencucian dan gesekan dibandingkan pewarna alami yang dihasilkan dari cangkang kakao.

        "Penggunaan cangkang sawit sebagai pewarna alami batik pada kain katun dan sutra dapat menghasilkan pewarna berkualitas yang lebih tahan terhadap pencucian dan gosokan," ungkap Pujilestari dari Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam laporan penelitian tahun 2016 tentang hal ini.

        Baca Juga: Potensi Pakistan sebagai Gerbang Masuk Sawit Indonesia ke Pasar Asia

        "Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menemukan teknologi yang dapat mengolah senyawa dari senyawa buah kelapa sawit dari kelapa sawit menjadi wae untuk menggantikan bahan bakunya yang berbasis minyak bumi. Produk minyak sawit ini disebut lilin bio-parafin," seperti dilansir dari BPPT di situs resminya.

        Tidak hanya cangkang sawit, produk sampingan lain dari minyak kelapa sawit yang juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan pewarna alami pada batik adalah stearin. Stearin tersebut merupakan pengganti parafin dalam pembuatan lilin yang biasanya berasal dari minyak fosil.

        Walaupun stearin masih harus melalui proses modifikasi struktur molekul agar dapat tercampur dengan komponen formula lainnya, proses tersebut akan menghasilkan formula lilin batik yang sempurna. Tidak hanya itu, penggunaan stearin sebagai bio-parafin juga memiliki keunggulan karena sifatnya yang ramah lingkungan, berkualitas tinggi, menghasilkan pemisahan warna yang lebih cerah dan tajam, serta tahan terhadap larutan alkali dan asam.

        Pemanfaatan produk sawit dalam industri batik nasional berupa pewarna dan bio-parafin merupakan pilihan ramah lingkungan untuk memanfaatkan limbah cangkang sawit. Tidak hanya itu, stearin yang cenderung dimanfaatkan untuk pembuatan margarin dan campuran produk pangan telah menunjukkan inovasi baru melalui pengolahan terhadap pembuatan pewarna pada batik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: