Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Kesal Bukan Main Gara-gara Kinerja Menteri Ini Memble

        Jokowi Kesal Bukan Main Gara-gara Kinerja Menteri Ini Memble Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi -

        Presiden Jokowi kembali menyoroti masih tingginya impor produk pertanian seperti kedelai, gula hingga bawang putih setiap tahun. Jokowi ingin masalah tersebut segera diselesaikan.

        Impor sejumlah komoditas tersebut, harus dilakukan Indonesia dalam jumlah besar demi menjamin ketersediaan stok di dalam negeri.

        “Gula masih impor jutaan ton, padahal kita memiliki lahan, kita memiliki resources. Kedelai, jagung impornya juga jutaan. Ini perlu diselesaikan,” kata Jokowi saat berbicara di Kompas100 CEO Forum yang dilaksanakan secara daring di Jakarta, kemarin.

        Baca Juga: Jokowi Terjang Banjir di Kalsel, Eh Ayahnya AHY yang Kena Sindir DS: SBY Nggak Suka

        Dia juga kesal, bawang putih yang dulu tidak impor karena ada sentra tanam di Nusa Tenggara Barat (NTB), Wonosobo, hingga Temanggung, kini harus kembali impor.

        Jokowi menyebut, hasil tanam di sentra bawang putih itu sudah kalah saing dengan bawang putih impor. “Masalah ini juga harus dibenahi,” pinta Jokowi.

        Karena itu, mantan Wali Kota Solo ini meminta para pimpinan perusahaan untuk merancang kolaborasi antara usaha besar dengan petani.

        Kolaborasi harus dijalankan untuk mengoptimalkan produksi pertanian dalam negeri, sehingga bisa mengurangi impor komoditas pangan.

        Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, kemampuan produksi di dalam negeri harus dibenahi, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Ini dilakukan agar Indonesia tidak perlu lagi impor.

        Pembenahan di sektor pertanian sangat penting. Apalagi sektor ini diprediksi menjadi salah satu sektor yang terus bertahan dan pulih dengan cepat di tengah tekanan pandemi Covid-19.

        Jokowi juga mengingatkan beberapa sektor industri yang akan bertahan dari gempuran pandemi Covid-19, yakni pertanian, farmasi, teknologi dan jasa keuangan.

        Ia juga mengkritisi industri farmasi yang senasib dengan pertanian. Di mana hampir 80- 85 persen pemenuhan bahan bakunya masih impor.

        “Kenapa tidak dilakukan di Indonesia, mungkin karena teknologinya. Tapi, ke depannya kita punya kesempatan besar mengembangkan teknologi ini,” ujar Jokowi.

        Baca Juga: LSM Kritik Penyebab Banjir, Moeldoko Sangkal: Era Jokowi Izin Alih Fungsi Tak Diobral

        Menurutnya, saat ini Indonesia sedang membangun industri hulu sampai hilir untuk mobil listrik. Indonesia punya Sumber Daya Mineral (SDM) berupa nikel yang menjadi bahan baku lithium baterai.

        “Saya kira peluang seperti ini harus kita lihat, harus didorong agar segera bisa kita laksanakan dan beri kontribusi yang besar bagi negara,” tegas Jokowi.

        Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan akan mendorong ketersediaan kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

        Menurut dia, upaya menggenjot produksi kedelai lokal akan dilakukan dalam dua kali musim tanam hingga panen atau 200 hari.

        “Namun kita belum bisa memastikan apakah peningkatan produksi kedelai lokal ini cukup untuk meredam kenaikan harga kedelai impor beberapa waktu belakangan,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: