Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gawat! AS di Bawah Joe Biden Bakal Tetap Panas dengan China, Ini Penjelasan Pakar

        Gawat! AS di Bawah Joe Biden Bakal Tetap Panas dengan China, Ini Penjelasan Pakar Kredit Foto: REUTERS/Jason Lee
        Warta Ekonomi, Washington -

        Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat hubungan Amerika Serikat (AS) dan China akan tetap memanas di era pemerintahan Presiden Joe Biden.

        "Pergantian pemimpin di AS dari Donald Trump ke Joe Biden disambut baik oleh China. Jubir Kementerian Luar Negeri China mengungkap optimisme ini dengan mengatakan 'malaikat baik hati dapat menang atas kekuatan jahat'. Namun, optimisme China tersebut bisa jadi tidak terwujud," ujar Hikmahanto Juwana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/1/2021).

        Baca Juga: Baru Juga Jadi Presiden, Anggota DPR Ini Ajukan Pasal Pemakzulan Joe Biden

        Dia mengatakan ada tiga alasan utama hubungan AS dan China akan tetap "panas" pada masa pemerintahan Joe Biden.

        Pertama, dalam acara angkat sumpah Joe Biden sebagai Presiden AS, perwakilan dari Taiwan diundang hadir. Padahal, pemerintah China berupaya agar negara-negara di dunia hanya mengakui satu China yaitu Republik Rakyat China (People’s Republic of China).

        "Pemerintahan di Taiwan yang menamakan diri sebagai Republic of China dalam perspektif pemerintah China merupakan bagian darinya," kata Hikmahanto.

        Dia lebih lanjut mengatakan undangan kepada perwakilan Taiwan untuk menghadiri pelantikan Joe Biden bisa dianggap sebagai tindakan tidak bersahabat Biden terhadap China.

        Kedua, lanjut Hikmahanto, meski terjadi perubahan kepemimpinan di AS, para birokrat AS tetap menjabat dalam kabinet pemerintahan.

        "Para pejabat inilah yang akan memastikan kebijakan terhadap China pada masa Trump akan tetap dilanjutkan pada masa pemerintahan Biden," ujar dia.

        Terakhir, Hikmahanto mengatakan, banyak negara-negara sekutu AS menghendaki adanya perimbangan kekuatan (balance of power) dalam bentuk rivalitas AS-China daripada kemesraan kedua negara.

        "Hanya saja dalam era pemerintahan Biden, berbeda dengan Trump yang berasal dari Partai Republik, rivalitas ini akan lebih lunak sesuai gaya kepemimpinan Presiden asal Partai Demokrat," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: