Selama bertahun-tahun, Gojek dan Grab berperang di berbagai layanan, dari ride-hailing, pengiriman makanan, teknologi finansial, hingga layanan gaya hidup.
Kemudian, pada 2020, ada isu mengenai merger dua perusahaan itu. Diskusi itu urung berlangsung pada Januari 2021; membuat keduanya terus bersaing sampai hari ini.
Akan tetapi, baru-baru ini, Gojek kabarnya akan merger dengan Tokopedia; yang tidak akan menciptakan monopoli, tetapi berhadapan langsung dengan Sea Group dan Grab, pesaing utama kedua perusahaan.
Baca Juga: 5 Perusahaan yang Investasi Bitcoin, Bukan Cuma Perusahaan Orang Terkaya!
Baca Juga: Dear Apple, Analis Bilang, Luncurkan Pertukaran Kripto Mandiri! Biar ....
Gojek dan Tokopedia merupakan 2 perusahaan teknologi besar Indonesia dengan valuasi masing-masing 10,5 miliar dolar AS (sekitar Rp146,9 triliun) dan 7,5 miliar dolar AS (sekitar Rp105 tirliun).
Gojek memiliki 2 juta mitra pengemudi dan 900 ribu UMKM, sedangkan Tokopedia mengklaim punya 9,9 juta pedagang di marketplace-nya. Bila kedua perusahaan itu menggabungkan operasinya, akan terciptak ekosistem teknologi yang kuat dan menghubungkan jutaan pelanggan, pedagang, dan mitra pengemudi.
Warta Ekonomi mencoba menanyakan kabar tersebut ke kedua pihak, Kamis (11/2/2021), tetapi belum ada yang menjawab permintaan berkomentar hingga berita ini terbit. Namun, berdasarkan laporan KrAsia, baik Gojek maupun Tokopedia menolak mengomentari isu merger mereka.
Manfaat Potensial dari Merger Gojek-Tokopedia
Merger Gojek-Tokopedia dapat mendorong lebih banyak sinergi antara kedua perusahaan, menurut VP Investasi MDI Ventures, Aldi Adrian Hartanto.
"Mereka akan mampu berhalan mandiri tanpa mengganggu bisnis satu sama lain dan mereka memiliki narasi jauh lebih besar sebagai perusahaan teknologi besar di Indonesia yang mendominasi segmen seperti ride-hailing, pengantaran makanan, e-commerce, dan pembayaran," ujarnya, masih dilansir dari KrAsia.
Tokopedia akan memiliki akses ke sumber logistik Gojek untuk layanan pengiriman lebih efisien. Sementara GoPay dapat meningkatkan jumlah transaksi dnegan memanfaatkan pengguna Tokopedia. UMKM Tokopedia juga bisa mengakses layanan keuangan, termasuk kredit yang Bank Jago tawarkan
Entitas gabungan Gojek-Tokopedia akan bernilai lebih dari 18 miliar dolar AS (sekitar Rp251,8 triliun), melampaui valuasi Grab 16 miliar dolar AS (sekitar Rp223,8 triliun). Mereka akan ada di posisi kuat untuk go public. "Membawa nilai besar ke pasar IPO," ujar Aldi.
Komunitas pengemudi Gojek pun menyambut merger itu dengan baik karena akan ada sumber pendapatan baru, seperti layanan pengiriman instan dari Tokopedia.
Gojek dan Tokopedia memiliki investor yang sama, seperti Sequoia Capital India, Google, dan Temasek. SoftBank pun kabarnya telah memberi restu kepada potensi merger tersebut.
Atasi Persaingan dengan Sea Group dan Grab
Shopee dari Sea Group melampaui Tokopedia sebagai e-commerce dengan kunjungan terbanyak pada kuartal III 2020 di Indonesia, menurut iPrice. Sementara GoPay, terbalap ShopeePay menurut penelitian Snapcart dan Markplus.
Grab juga mengalahkan Gojek di sektor transportasi daring sejak 2018. Grab mencapai pangsa pasar 64% pada 2019, sedangkan itu juga menguasai 53% pangsa pasar pengiriman makanan pada 2020, menurut Momentum Works.
Sudah begitu, Grab juga berinvestasi di LinkAja yang memberikan akses ke basis pengguna yang lebih bervariasi daripada GoPay. Pendiri firma penasihat akuntansi dan keuangan perusahaan berbasis di Singapura, Masana Takahashi berujar, "Pembayaran menjadi salah satu bisnis terpenting. Kalah di bagian itu akan merepotkan Gojek."
Menurut Takahashi, Gojek dan Tokopedia perlu mengakuisisi saham besar-besaran di seluruh pasar operasional mereka. Indonesia sendiri pasar menarik karena volume, tetapi daya belinya masih rendah.
"Saya tak punya alasan kuat memercayai kemampuan Gojek untuk memenangkan pasar internasional jika mereka kalah di dalam negeri," katanya lagi.
Namun, Direktur Firma Riset dan Konsultasi Fintech, Kapronasia, Zennon Kapron mengatakan, merger Tokopedia-Gojek dapat memberi amunisi baru bagi Tokopedia dan Gojek.
"Ini seperti '2 pemain nomor 2' bergabung untuk coba bersaing dengan pemain terkemuka," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: