Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prahara Kudeta AHY, SBY Ungkit-ungkit Pengalamannya Pimpin RI 2 Periode

        Prahara Kudeta AHY, SBY Ungkit-ungkit Pengalamannya Pimpin RI 2 Periode Kredit Foto: Viva
        Warta Ekonomi -

        Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menyinggung gerakan kudeta terhadap kepemimpinan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Demokrat. Ia menyoroti hal ini karena dikaitkan figur tertentu yang isunya berniat maju dalam kontestasi capres di Pemilu 2024.

        SBY pun menyampaikan pengalamannya saat memimpin Indonesia selama dua periode. Ia bilang, selama mengemban amanah sebagai Presiden RI ke-6, ia menghormati kedaulatan setiap partai politik.

        "Ketika saya mengemban amanah, memimpin Indonesia dulu, saya sungguh menghormati kedaulatan dan kemandirian partai politik," ujar SBY dalam video pernyataan yang diterima awak media, Rabu malam, 24 Februari 2021.

        Baca Juga: Ngaku Partainya Miskin, Tuan Cikeas SBY Teriak: Demokrat Not For Sale!

        Dia menyebut bentuk penghormatan itu dilakukan bukan hanya kepada parpol dalam koalisi pemerintahan. Namun, dilakukan juga terhadap parpol yang berada di luar pemerintahan atau oposisi. "Saya bukan hanya menghormati partainya, tetapi juga menghormati pemimpin-pemimpinnya," kata SBY.

        Bagi SBY, parpol adalah elemen penting dalam demokrasi dan berkehidupan negara. Maka itu, perlu dihormati kedaulatan dan kemandiriannya. "Dan, tidak sepatutnya diintervensi oleh pihak mana pun dari luar partai," lanjut eks Ketua Umum Demokrat tersebut.

        Kemudian, dia menyindir upaya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang diisukan mau merebut kursi AHY dari Ketua Umum Demokrat. Menurut SBY, apa yang dilakukan Moeldoko tidak ada instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

        “Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko, adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi,” tutur SBY.

        Sebab, SBY yakin Presiden Jokowi memiliki integritas, yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya tersebut. Begitu juga Menko Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, yang punya integritas tapi dicatut namanya dalam isu kudeta ini.

        “Partai Demokrat tetap percaya, bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu-menahu, dan tidak masuk di akal jika ingin mengganggu Demokrat,” ujarnya.

        Baca Juga: Akhirnya Bicara Soal Kudeta, SBY Lantang Bersuara: Kami Tak Tergiur Uang!

        Malah, SBY menyebut apa yang dilakukan Moeldoko itu merugikan pemerintahan Jokowi. Maka itu, kata dia, putranya AHY langsung tabayun dengan mengirim surat kepada Presiden Jokowi.

        “Partai Demokrat memiliki keyakinan, setidaknya harapan, bahwa isu keterlibatan pemimpin dan pejabat pemerintahan itu tidak terjadi, dan hal itu boleh jadi hanya merupakan fitnah atau pembusukan politik, secara moral Demokrat memang perlu mengirimkan surat tersebut,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: