Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengokohkan Kedermawanan Bangsa Melalui Indonesia Dermawan 2.0

        Mengokohkan Kedermawanan Bangsa Melalui Indonesia Dermawan 2.0 Kredit Foto: ACT
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia Dermawan dicetuskan sebagai gerakan menghadirkan kedermawanan dalam setiap denyut nadi masyarakat Indonesia. Kini, dua tahun kemudian, berawal dari sebuah gerakan, Indonesia Dermawan bertransformasi menjadi platform berbasis web dan aplikasi.

        Bertepatan dengan hari raya kemerdekaan Indonesia yang ke-76, Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan aplikasi Indonesia Dermawan 2.0. Melalui aplikasi ini, ACT berikhtiar memfasilitasi kedermawan masyarakat Indonesia yang tanpa batas dalam mengagungkan aksi-aksi kemanusiaan.

        Baca Juga: Lewat Program CSR, PLN Peduli Bina Pemuda Karang Taruna Garap Wisata Lolong

        CEO Indonesia Dermawan, Wahyu Ramadhan Wijanarko menjelaskan, pada momen kemerdekaan Indonesia ini, Indonesia Dermawan 2.0 menjadi sebuah wadah yang harus dijaga dan diisi dengan aksi kedermawanan. Sebab, di HUT-nya yang ke-76, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum merdeka dari belenggu permasalahan sosial. Dari mulai kemiskinan, hingga kesulitan mendapat akses ke fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan yang layak.

        "Masih banyak masyarakat yang sangat butuh uluran kedermawanan kita. Terutama saat pandemi ini merebak. Banyak orang-orang mengalami PHK. Banyak juga para pelaku UMKM yang mengibarkan bendera putih. Mereka tak lagi kuat menanggung permasalahan dan kerugian selama pandemi. Oleh karena itu, saatnya Indonesia Dermawan 2.0 menjadi solusi penyelamatan kehidupan bangsa. Melalui aneka ragam aksi kedermawanan, kita bisa mengambil langkah nyata untuk mengisi kemerdekaan saat ini," ujar Wahyu dalam peluncuran Aplikasi Indonesia Dermawan di kantor ACT, Selasa (17/8/2021).

        Wahyu mengungkapkan, aplikasi Indonesia Dermawan memiliki berbagai kategori pemenuhan kebutuhan aksi kedermawanan. Dari mulai wakaf, zakat, pangan, hingga bantuan untuk korban bencana alam. Saat ini, Indonesia Dermawan memiliki 8.882 campaign yang terbagi dalam belasan kategori. Dalam satu tahun sebelas bulan terakhir, ada lebih dari 1,2 juta transaksi di Indonesia Dermawan. Tidak hanya untuk masyarakat Indonesia, ada juga kategori untuk membantu mereka yang dilanda krisis kemanusiaan di negara lain.

        Lebih lanjut, Wahyu menerangkan, Indonesia Dermawan memiliki berbagai metode yang dapat dipilih Sahabat Dermawan untuk setiap sedekahnya. Nantinya, dalam aplikasi tersebut juga dapat mengetahui informasi terkini mengenai implementasi berbagai program kemanusiaan yang telah dijalankan.

        Melalui aplikasi ini, Wahyu menjelaskan, hanya bermodalkan 30 detik, Sahabat Dermawan bisa berdonasi. Ketika sudah login, tanpa mengetik satu huruf pun, Sahabat Dermawan hanya tinggal menyentuh pilihan yang tersedia, maka sedekah Sahabat Dermawan sudah bisa tersalurkan. Sahabat Dermawan hanya perlu membuat akun dan pilih kategori yang program yang ingin dibantu.

        “Jejaring Indonesia Dermawan sama kuatnya dengan jejaring ACT. Ada ratusan cabang. Ada puluhan koordinator di berbagai negara, dan relawan di setiap kota. Donasi yang masuk hari ini, insyaallah bisa diimplementasikan hari itu juga. Ini merupakan analogi kecepatan. Indonesia Dermawan bukan hanya medium penghimpun donasi. Namun juga mengumpulkan dan mengimplementasikannya secara langsung, karena data centernya terintegrasi dengan ACT, Global Zakat, Global Wakaf, dan Global Qurban,” jelasnya.

        Semangat peluncuran aplikasi ini, juga ditampilkan dengan dibuatnya logo Indonesia Dermawan yang baru. Wahyu menyebut, logo ini memiliki makna bahwa bersedekah berarti merangkum dua sisi ibadah, yakni Hablumminallah dan Hablumminannas. Sehingga, selain mendapat pahala dan balasan dari Allah, bersedekah juga mampu dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat yang menerima.

        "Disimbolkan dengan dua anak panah yang mengarah ke atas sekaligus ke samping. Mata panah di atas tak terlihat, karena ibadah vertikal manfaatnya tersimpan di sisi Rabb semesta alam. Sedang panah ke samping terlihat nyata, karena ibadah horizontal memang nyata dirasakan manfaatnya saat ini juga," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: