Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Teten: Kelangkaan Kontainer Hadang Ekspor UMKM

        Teten: Kelangkaan Kontainer Hadang Ekspor UMKM Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan terjadi peningkatan permintaan ekspor terhadap produk UMKM yang sangat tinggi. Namun, berbagai kendala mulai kapasitas produksi hingga ketersediaan kontainer masih menjadi persoalan.

        “Sebenarnya permintaan ekspor juga banyak seperti produk-produk furniture, kopi, buah-buahan tropik dan macam-macam kuliner. Tetapi kita terkendala kontainer," kata Teten pada akhir pekan lalu.

        Baca Juga: Top, Ekspor Produk UMKM Enggak Terpengaruh Pandemi Covid-19

        Kelangkaan kontainer masih menghantui permasalahan logistik saat ini, khususnya di perdagangan ekspor impor. Kalaupun bisa diusahakan, mesti ada tambahan biaya pengiriman yang cukup mahal. Kondisi ini tak hanya dihadapi oleh pengusaha besar, tetapi juga UMKM yang berorientasi ekspor. 

        Perihal biaya pengiriman, menurut Teten hal itu masih dibicarakan dan dirumuskan oleh Komite PEN lintas kementerian. Sehingga belum ada skema yang tepat. 

        "Saya sedang pelajari bagaimana di negara lain. Memang harus dihitung jika ada biaya tambahan kontainer seberapa besar kebutuhannya. Dan berapa kali lipat dari nilai subsidi nanti bisa diberikan kepada transaksi ekspornya," jelas Teten. 

        Teten mengungkapkan saat pihaknya sedang membidik UMKM potensi ekspor, yang market demand-nya ada, tetapi supply chainnya masih berantakan. "Misalnya soal briket dari tempurung kelapa dan gula semut, saya baru tahu kalau permintaannya dari luar negeri itu besar dan di Indonesia bisa diekspansi lagi," ungkapnya. 

        Meski permintaan dua produk itu tinggi, namun sayang dari hasil pantauannya di Sulawesi dan Jawa Barat, UMKM nya tidak bisa memenuhi permintaan karena berbagai kondisi. Mulai dari kapasitas produksi sampai manajemennya. Sementara saat ini kontribusi ekspor UMKM masih rendah di angka 14,37%. 

        Yang memungkinkan di kondisi sekarang lanjut Menteri Teten, UMKM juga fokus untuk pasar dalam negeri yang bisa mensubstitusikan produk impor. Seperti buah-buahan, maupun fesyen muslim yang dibatasi impornya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: