Potensi Perang Terbuka! Armenia dan Azerbaijan Kembali Memanas, Banyak Tentara Tewas
Kredit Foto: Antara/Defence Ministry of Armenia/Handout via REUTERS
Sejumlah tentara Armenia telah tewas dan ditangkap dalam kekerasan yang berkobar di perbatasan dengan Azerbaijan. Sementara dua tentara Azerbaijan dikabarkan terluka. Laporan ini bersamaan dengan pengumuman kedua belah pihak yang menyetujui gencatan senjata ditengahi Rusia pada Selasa (16/11/2021).
Seperti dikutip dari BBC, lebih dari 6.000 nyawa hilang dalam perang tahun lalu atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Konflik berakhir pada November dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.
Baca Juga: Situasi Menghangat, Azerbaijan Bilang Armenia Sengaja Ingin Lakukan Pembersihan Etnis
Di bawah perjanjian gencatan senjata 2020, Armenia menyerahkan petak wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade. Pasukan Azerbaijan yang didukung oleh Turki, meraih keuntungan atas perjanjian itu.
Namun gencatan senjata telah dilanggar. Armenia dan Azerbaijan sesekali melakukan baku tembak di sepanjang perbatasan. Pada Selasa (16/11/2021), kedua belah pihak saling tuding telah memulai pertempuran di sepanjang perbatasan.
Armenia meminta Rusia, sekutu keamanan utama yang memiliki hubungan lama dengan bekas Republik Soviet, untuk membantu mempertahankan kedaulatan teritorialnya terhadap Azerbaijan. Kementerian Pertahanan Armenia dan Rusia mengatakan bahwa gencatan senjata yang didukung Rusia telah disetujui. Sementara Azerbaijan belum secara terbuka mengomentari masalah ini.
“Di bawah mediasi pihak Rusia, kesepakatan dicapai untuk menghentikan tembakan di perbatasan timur Armenia mulai pukul 18.30 waktu setempat. Situasinya relatif stabil,” kata Kementerian Pertahanan Armenia, dilansir Al Jazeera, Rabu (17/11/2021).
Armenia menyalahkan pasukan Azerbaijan atas pecahnya pertempuran terbaru. Mereka mengatakan, 12 tentaranya telah ditangkap. Kepala komite hubungan luar negeri parlemen, Eduard Aghajanyan menyebut sebanyak 15 tentara mungkin tewas.
Menurut Kementerian Luar Negeri Armenia, pasukan Azerbaijan menyerang perbatasan timur sebagai bagian dari kebijakan yang dimulai pada Mei. Kebijakan ini bertujuan menyusup ke dua wilayah Armenia - Syunik di tenggara dan Gegharkunik di timur.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Senin (15/11/2021) menuding pasukan Azerbaijan menerobos perbatasan kedua negara. Akibat kejadian tersebut, Pashinyan memecat menteri pertahanannya.
Sementara itu, kantor berita Rusia lainnya, RIA, yang mengutip Dewan Keamanan Armenia juga memberitakan bahwa penerobosan perbatasan terjadi pada Minggu (14/11/2021), namun pasukan Azerbaijan sudah angkat kaki dari sana.
Provokasi Armenia
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyangkal tuduhan Yerevan. Mereka menuduh Armenia melakukan provokasi besar-besaran terhadap Azerbaijan di wilayah Kalbajar dan Lachin di perbatasan negara.
Armenia dituduh meluncurkan operasi militer mendadak untuk mengambil posisi yang lebih menguntungkan, tetapi serangan itu gagal.
Baca Juga: Azerbaijan Membuka Diri Perbaiki Hubungan dengan Iran, Batal Perang?
"Angkatan bersenjata Armenia melakukan provokasi besar-besaran di perbatasan negara pada pukul 11:00 (GMT 07:00). Pasukan Armenia menyerang posisi Azerbaijan di distrik Kelbajar dan Lachin,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan itu dalam sebuah pernyataan.
Selama tahun-tahun terakhir Uni Soviet, Armenia terlibat dalam konflik berdarah dengan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang sebagian besar etnis-Armenia. Armenia mayoritas Kristen sedangkan Azerbaijan mayoritas Muslim. Turki memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan, sementara Rusia bersekutu dengan Armenia.
Pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Rusia telah mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran. Rusia memiliki pangkalan militer di Armenia serta pasukan penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh.
Pada Minggu (14/11/2021), Armenia dan Azerbaijan saling tuduh telah melepaskan tembakan di perbatasan, dekat Karabakh.
Pada Sabtu (13/11/2021), pihak berwenang Nagorno-Karabakh mengatakan, satu-satunya jalan yang menghubungkan Armenia ke daerah kantong separatis atau koridor Lachin, ditutup sementara karena insiden antara kedua belah pihak.
Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: