Pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) butuh sinergi banyak pihak. Tak sekadar mengandalkan pemerintah semata, melainkan menggandeng banyak jejaring organisasi berbasis kemasyarakatan. Tujuannya tak lain sebagai ikhtiar membangun kekuatan UMKM di era 4.0 dan disrupsi teknologi informasi.
Hal tersebut yang kini tengah dilakukan Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), Addin Jauharuddin. Misinya membangkitkan UMKM di Indonesia kini mulai membuahkan hasil. Lawatannya ke 34 provinsi dalam beberapa bulan terakhir, dengan memberikan pelatihan kepada 34 ribu UMKM Ansor 'khatam' sudah.
"Pelatihan kami sudah menjangkau seluruh provinsi di Tanah Air," ujar Addin melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/10).
Memiliki latar manajemen dan ekonomi yang kuat membuatnya paham ihwal problematika UMKM. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang.
Addin yang notabene tengah menemput studi di Universitas Brawijaya itu memaparkan, di tengah situasi pagebluk seperti saat ini, penting untuk terus menghidupkan asa alias membangun optimisme kepada publik. Menelurkan bebagai terobosan dan kreasi demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
"Caranya dimulai dengan menggerakan ekosistem UMKM. Kami mulai dengan teman-teman GP Ansor di daerah-daerah," lanjut pria yang juga Wakil Ketua Bidang Ekonomi PP GP Ansor DPP GP Ansor tersebut.
Dalam konteks pelatihan yang dijalankannya, Addin mengistilahkan sahabat-sahabat Ansor yang menjadi sasaran pemberdayaan programnya, merupakan model 'Creativity and Innovation Hub' dari kepentingan besar agenda pembangunan ekonomi NU dan masyarakat.
"Dalam situasi pandemik yang berkepanjangan, Ansor memandu dan menjadi menjadi penggerak agara berbagai UMKM. Ouput-nya adalah bagaimana para pelaku UMKM ini naik kelas. Itu yang sedang kami masifkan," ungkap Addin.
Dia lantas menukil bagaimana komitmen organisasi massa terbesar di Indonesia, NU, begitu sangat memperhatikan pemberdayaan ekonomi umat. Menurut Addin, para pendiri NU sudah meletakan fondasi yang amat kuat terkait menggerakan roda ekonomi UMKM.
"Imeplentasinya ada pada semangat 'Nahdlatut Tujjar' 1918. Penterjemahannya sekarang adalah bagaimana kita mampu membangun jejaring usaha ritel dan distribusi nasional. Ini bagian dari amanah para pendiri NU," jelas Addin.
Itu pula yang kemudian melatarinya menggandeng BNI sebagai mitra strategis dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM Ansor. Dipaparkan Addin, kolaborasinya bersama bank plat merah tersebut untuk memperkuat kapsitas dan transofrmasi SDM di bidang ekonomi.
"Termasuk mengembangkan bsinis UMKM yang terintegrasi, ekosistem, agile, adaptif serta membangun jejaring dan kolaborasi bisnis untuk menciptakan keuanggulan komparatif," kata Addin.
Adapun program-program yang sukses direalisasikan antara lain keagenan BNI 46 sampai plosok desa dan kelurahan, pembiayaan usaha melalui skema KUR dan Non KUR, pembangunan 1000 lokasi pertashop dengan pembiayaan KUR BNI dan berkolaborasi dengan Pertamina.
Kolaborasi Ansor-BNI juga sukses meng-upgrade skill para pelaku UMKM melalui pelatihan berbasis digitalisasi UMKM, pengembangan ekspor produk UMKM, pendampingan dan pelatihan sertifikasi halal produk UMKM untuk 34.000 UMKM Ansor, dan penguatan rantai pasok UMKM Ansor.
Addin lantas menjelaskan ihwal roadmap bagaimana pengembangan UMKM Ansor kedepan. Di antaranya soal pentingnya pengembangan data UMKM berbasis 'Big Data'. Menurutnya, hal itu sangat urgent dlakukan sebagai bagian dari konsekuensi logis perkembangan teknologi yang sedemikian cepat.
"Big Data dan UMKM tidak bisa dilepaskan. Era 4.0 harus menjadi lompatan besar bagi para pelaku UMKM sebagai transfromasi digital sebagai backbone bisnis dan integrasi ekosistem bisnis," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat