Islam Nusantara Dituding Ajaran Baru, Said Aqil Siradj Kasih Penjelasan: Tipologi Islam Kita
Sebagai negara dengan masyarakat yang mayoritas beragama Islam, maka hal-hal prinsip dalam beragama tentu dianggap penting dalam kehidupan.
Khazanah pemikiran pun tidak surut pada umat Islam di Indonesia. Hal ini salah satunya bisa dilihat dari banyaknya ormas Islam yang ada dan tentunya punya visi dan misi sesuai dengan apa yang mereka percaya atau jalan pemikiran yang mereka pegang.
Nahdlatul Ulama adalah salah satu ormas Islam yang ada di Indonesia. Mengenai pemikiran, seringkali disandingkan dengan istilah “Islam Nusantara”.
Tak jarang Islam Nusantara ini dituding sebagai ajaran baru.
Mengenai hal ini, Eks Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam acara International Webinar On Islam Nusantara Paradigm By Islam Nusantara Foundation yang juga disiarkan oleh akun Youtube Kang Said Official memberikan penjelasan.
Baca Juga: Sering Dituduh Intoleran, Suara Pendeta Weol Menggelegar: Zaman Pak Anies Baswedan Kami Mendapat…
Said menyinggung soal sejarah masuknya Islam di Indoensia yang menurut penuturannya melalui berbagai jalur yang juga dikenal dengan berbagai teori masuknya islam di Indonesia.
“Dari berbagai sumber terbentuk lah model pemikiran sendiri maka lahirlah Islam yang mempunyai tipologi sendiri,” ujar Said Aqil dikutip Kamis (31/3/22).
Tipologi inilah yang pada akhirnya disebut dengan Islam Nusantara.
Said pun menegaskan Islam Nusantara bukan ajaran, mazhab, ataupun firqoh baru dalam islam tetapi sebuah tipologi sebagaimana dia jelaskan sebelumnya.
“Jadilah istilah Islam Nusantara. Ini bukan madzab baru, bukan firqoh baru, bukan aliran baru tapi hanya tipilogi Islam kita," lanjut Said.
Bicara lebih lanjut soal tipologi yang bernama Islam Nusantara ini, Said menjelaskan dengan perumpamaan budaya sebagai infrasturktur agama.
Baca Juga: Anies Baswedan Emang Paling Jago Bikin Pembencinya Kelojotan! Pendeta Jason: Pantas Sebagai Pemimpin
“Apa itu tipelogi yaitu mengharmoniskan antara teologi dan budaya. Kita bangun agama di atas budaya. Budaya kita jadikan infrastruktur agama. Agamanya kuat maka insya Allah tumbuh dengan budaya. Itu yang dibawa dakwah disebarkan oleh para Walisongo," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto