Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inovasi Produk Turunan Minyak Kelapa Sawit, Primadona Olahan Pangan di Masa Depan

        Inovasi Produk Turunan Minyak Kelapa Sawit, Primadona Olahan Pangan di Masa Depan Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah harganya yang melonjak, minyak sawit masih menjadi pilihan utama. Minyak sawit masih menjadi primadona dalam olahan pangan masyarakat. Selain untuk menggoreng, minyak sawit memiliki kandungan nutrisi yang bisa dimanfaatkan bagi olahan pangan lainnya. Ekstrak minyak sawit merah bahkan kaya akan vitamin A, omega 9, omega 6, omega 3, mengandung betakaroten dan vitamin E.

        Dr Meika Syahbana Rusli, Kepala Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) IPB University mengupas lebih lanjut inovasi olahan pangan berbasis minyak sawit. Ia memaparkan hal tersebut dalam Webinar “Sosialisasi Inovasi Pangan Olahan dari Kelapa Sawit” yang digelar oleh Tabloid Sinar Tani, (25/05). Kegiatan ini diadakan dalam rangka hiliriasi produk untuk mendorong peningkatan nilai tambah.

        Ia menyebutkan persentase kelapa sawit yang dapat diambil dan diolah sebagai minyak terbilang cukup besar. Hasil limbah pengolahan juga dapat digunakan untuk energi. Minyak kelapa cawit/crude palm oil (CPO) memiliki potensi besar untuk diaplikasikan pada produk pangan unggul.

        Baca Juga: Surat dari Mentan Terkait Penyerapan TBS Sawit Petani

        “Namun, kampanye negatif menimbulkan misinformasi bahwa CPO mengandung lemak trans jahat. Faktanya, CPO tidak mengandung lemak trans, bahkan kandungan nutrisinya dapat mendorong kesehatan dan nutrisi bagi manusia,” jelasnya.

        Menurutnya, minyak kelapa sawit dan turunannya dapat diolah menjadi bahan pangan berupa margarin, shortening, frying fat, coating fat, coffee whitener, pengisi susu, hingga krimmer biskuit. Seiring dengan peradaban yang semakin maju, bahan pembuat pangan olahan disediakan oleh produk hilir sawit.

        “Pada faktanya, produk-produk pangan yang ditemukan di supermarket itu banyak sekali yang mengandung dari sawit produk olahan asam lemak ataupun oleum dan stearin dari CPO,” terangnya.

        Ia menjelaskan, aplikasi produk turunan CPO harus melewati proses rafinasi karena bahan penyusun produk pangan harus murni dan spesifik. Selain untuk memproses makanan, CPO juga digunakan sebagai sumber lemak dan kalori. Bila satu kilogram CPO diolah menjadi bahan baku untuk shortening dan margarin, nilai tambahnya tentu akan berlimpah.

        “Tentu secara ekonomi bila industri pangan mengembangkan produk-produk ini dalam arti memproduksi olahan pangan di dalam negeri sendiri, akan lebih memberikan nilai tambah daripada semua CPO kita ekspor,” tambahnya.

        Baca Juga: Stok Minyak Goreng Curah di Cirebon Aman, Harga Jual Belum Seragam

        Ia menambahkan, ada beberapa inovasi yang dihasilkan dari olahan CPO di IPB University. Yakni bumbu rendang siap pakai berbahan dasar krimer sawit.

        “Penggunaan krimer sawit ini sebagai krimer tiruan yang dibuat dari minyak nabati. Inovasi lainnya yakni high grade specialty fats dari sawit untuk produk coklat dan es krim pengganti lemak coklat. Sawit sebagai fat replacer juga dapat digunakan untuk membuat sosis sebagai pengganti lemak hewan. Gula sawit berbasis nira sawit juga memiliki nilai tambah. Aplikasinya telah diterapkan dalam proses pembuatan permen jahe,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: