Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tumbuhkan Ekonomi Anggota Koperasi, LPDB-KUMKM Berikan Pelatihan Petani Vanili di KSP Balo' Toraja

        Tumbuhkan Ekonomi Anggota Koperasi, LPDB-KUMKM Berikan Pelatihan Petani Vanili di KSP Balo' Toraja Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) terus mengintensifkan perannya sebagai lembaga negara yang tidak hanya fokus pembiayaan dana bergulir tetapi juga pendampingan dan inkubasi kepada koperasi maupun UMKM.

        Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, akselerasi perekonomian masyarakat yang merupakan anggota koperasi dan pelaku UMKM terus ditingkatkan melalui pelatihan, pendampingan, dan program inkubasi.

        Baca Juga: LPEI Gandeng Disperindag Jawa Barat Dorong UMKM jadi Eksportir

        "Dampaknya perekonomian masyarakat bisa ditingkatkan melalui kelembagaan koperasi, jadi fungsi ekonomi daripada koperasi bisa berjalan maksimal yang memberikan nilai tambah dari anggota untuk anggota," ujar Supomo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/6/2022).

        Adapun salah satu pendampingan, dan pelatihan yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM yakni bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Balo' Toraja untuk pelatihan budidaya komoditi vanili untuk para petani anggota KSP Balo' Toraja.

        Perlu diketahui, KSP Balo’ Toraja merupakan mitra LPDB-KUMKM di Sulawesi Selatan sejak tahun 2010 hingga sekarang. Koperasi yang berdiri sejak tahun 1941, telah memiliki 1 (satu) kantor pusat serta 50 kantor cabang. Selama 12 tahun bermitra, LPDB-KUMKM telah menyalurkan pinjaman dana bergulir kepada KSP Balo’ Toraja dengan total sebesar Rp201 miliar.

        Supomo mengatakan, pihaknya selalu mendukung bagi koperasi yang ingin meningkatkan kompetensi daripada sumber daya manusia koperasi itu sendiri termasuk para anggotanya.

        Baca Juga: Jenazah Putra Ridwan Kamil Ditemukan, Polri Bakal Tutup Yellow Notice Eril

        "Salah satu yang menjadi tujuan yang namanya koperasi simpan pinjam, tidak hanya memberikan simpan pinjam saja, tetapi juga memberikan pendampingan kepada anggotanya. Tidak semua KSP mau berjibaku menangkap kebutuhan dari anggota untuk mengembangkan usaha-usaha sektor riilnya," tambah Supomo.

        Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo menambahkan, LPDB-KUMKM hadir mendampingi KSP Balo' Toraja dalam memberikan akselerasi kepada para anggotanya untuk mendapatkan kompetensi yang sesuai, daya saing yang kuat, dan pelatihan budidaya komoditi vanili yang baik.

        "Kami tidak hanya melakukan hari ini, tetapi kami juga sudah melakukan pendampingan dan pelatihan untuk para manajer dan kepala cabang terkait analisa usaha dan juga sudah dilakukan pelatihan terkait penilaian jaminan," ujar Jarot.

        Baca Juga: Anggota DPR Ciut Sama Luhut: Dari Awal Sudah Injek Gas Kenceng Banget

        Dalam pelatihan petani komoditi vanili ini, LPDB-KUMKM melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sulawesi Selatan, Pemda Kabupaten Tana Toraja, Persatuan Petani Vanili Seluruh Bali, Program Rikolto Indonesia (NGO dari Belgia), dan juga International Trader Advisor-MEOD PTE LTD.

        "Harapannya ke depan, dengan pelatihan ini bisa juga dibentuk koperasi produsen yang menjadi offtaker produk para petani, dan KSP Balo' Toraja sebagai pembina utama mendampingi dari sisi mendapatkan akses pasar dan jangan putus sekadar budidaya, tetapi ada kepastian tanam dan ada pasarnya, jadi hulu ke hilir lengkap," papar Jarot.

        Sementara itu, Bupati Kabupaten Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada 80 orang petani anggota KSP Balo' Toraja harus dimanfaatkan dengan baik untuk peningkatan kualitas, mutu, dan produktivitas produk vanili.

        "Budidaya vanili ini memang gampang-gampang susah, dan sudah 10 tahun ini memang sudah kami budidayakan tetapi memang belum komprehensif dari hulu ke hilir. Oleh karena itu saya berharap pelatihan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya karena sektor pertanian ini harus mengutamakan kualitas produksinya perlu ditingkatkan dengan baik, tanpa kualitas produksi maka harga akan dipermainkan oleh pasar," kata Theofilus.

        Menurutnya, saat ini merupakan era pasar bebas, yang diperlukan peningkatan daya saing dari sisi tata kelola manajemen usaha, maupun kompetensi petani itu sendiri.

        Baca Juga: Berikan Kesaksian Soal Kondisi Jenazah Eril, Istri Ridwan Kamil: Dari Resah Berubah Jadi Rasa Syukur
         
        "Sekarang ini eranya pasar terbuka, kalau kita melalui koperasi akan mudah melakukan negosiasi dengan pasar, tetapi kalau berkoperasi pasti kuat," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: