Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        24 Persen Stunting di Indonesia, BKKBN: Ini yang Tidak Kita Inginkan

        24 Persen Stunting di Indonesia, BKKBN: Ini yang Tidak Kita Inginkan Kredit Foto: BKKBN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Obstetri dan Ginekologi Sosial Dwiana Ocviyanti menyebut bahwa angka stunting di Indonesia masih menempati peringkat 2 teratas se-Asia Tenggara.

        "Di Asia Tenggara khususnya, kita lihat, kita masih juara [2] di bawah Timor Leste [1] dan ini juara yang tidak [kita] ingin sebetulnya," kata Dwiana, Senin (4/7/2022).

        Baca Juga: Kenali Risiko dan Penanganan Stunting, Keluarga Indonesia Wajib Tahu, Simak!

        Menurutnya data yang dia peroleh dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, 24 persen anak Indonesia mengalami stunting. Tentu, kata Dwiana, hal tersebut bukan menjadi hal yang diinginkan.

        Berdasarkan hasil SSGI, Dwiana mengatakan bahwa 3 dari 10 anak Indonesia memiliki potensi besar mengalami stunting. Dwiana juga memaparkan, Indonesia mestinya bisa menekan angka stunting lebih cepat sebagaimana data stunting di Singapura yang dinilai lebih optimal di Asia Tenggara.

        "Kita inginnya ada di level bawah yang angka kejadian stunting-nya hanya sampai 2 persen saja dari anak atau kelahiran, tidak ada anak Indonesia yang stunting. Seperti saat ini yang terjadi di Singapura," katanya.

        Sebelumnya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memaparkan bahwa stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting saat ini mencapai 24%, masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization), yakni prevelansi stunting kurang dari 20%.

        Dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevelansi 37,8% dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6% dan saat ini berada pada angka 24%.

        BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024. Hasto juga memaparkan, akan ada 34 kantor Perwakilan BKKBN Provinsi diminta untuk hadir ke rumah-rumah keluarga berisiko stunting. Hasto akan memantau langsung setiap kantor perwakilan secara daring sekaligus memberikan arahan kepada keluarga yang dikunjungi.

        "Kita datang sambil berikan bantuan ke keluarga. Itulah hari keluarga yang betul-betul kita ejawantahkan, kita wujudkan. Pemerintah hadir di tengah rakyat dalam arti di tengah-tengah keluarga yang membutuhkan uluran. Maka, di Harganas tahun ini di samping kita ingin menunjukkan fokus perhatian pada stunting, juga ingin menunjukkan bahwa ada unsur gotong royong. Gotong royongnya ini lewat Bapak Asuh Anak Stunting," ucap Hasto, Selasa (28/6/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: