Industri perkebunan kelapa sawit tengah menghadapi situasi dilema karena saat ini pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia mengalami tren penurunan. Di beberapa minggu terakhir, harga CPO dunia sudah turun dari sekitar RM5.000 per ton menjadi rerata RM3.700/ton.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) Dr. Tungkot Sipayung.
Baca Juga: BPDPKS Dukung UKMK Sawit di Kalimantan Selatan Kembangkan Minyak Merah
"Saat ini, stok minyak sawit domestik sangat besar, yakni 6,5 juta ton. Jauh di atas rata-rata normal sekitar 3,5 juta ton akibat kebijakan DMO yang ditempuh. Stok yang berlebihan tersebut harus segera di-flush out (FO) agar dapat menampung produksi CPO/TBS domestik sehingga produksi TBS termasuk TBS petani terselamatkan," ujar Tungkot, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Jumat (8/7).
Menurut Tungkot, dalam kondisi pasar CPO dunia dengan tren menurun tersebut, jika FO dilakukan dengan cara percepatan ekspor, baik melalui pengurangan bea keluar, pungutan ekspor, maupun menaikkan ratio DMO dari 1:5 menjadi 1:7, akan menambah tekanan menurunkan harga CPO dunia yang trennya sudah menurun sehingga juga akan menurunkan harga CPO dan TBS domestik.
"Cara yang kreatif dan mungkin dilakukan adalah FO dilakukan dengan menyerap stok tersebut dan mengonversinya menjadi biodiesel untuk kepentingan domestik B30 atau perluasannya," kata Tungkot.
Perlu diketahui, kapasitas industri biodiesel nasional saat ini sekitar 17 juta kiloliter. Saat ini, harga BBM dunia juga masih tinggi sehingga harga MOPS Solar juga mahal, yakni sekitar USD600/MT. Dijelaskan Tungkot, sementara dengan harga CPO domestik saat ini, harga HIP biodiesel juga relatif kompetitif, yakni sekitar USD550/MT sehingga implementasi B30 atau bahkan B40 sangat feasible tanpa insentif.
"Jika FO diselesaikan dengan cara konversi menjadi biodiesel tersebut, selain menyelesaikan stok yang melimpah, juga dapat mengangkat harga TBS domestik," tambahnya.
Selain itu, dengan tidak masuknya stok minyak sawit Indonesia ke pasar dunia diperkirakan akan mengurangi laju penurunan harga CPO dunia, bahkan berpeluang untuk mengangkat kembali harga CPO dunia. Lebih lanjut dikatakan Tungkot, perlu dilakukan kombinasi secara simultan melalui kebijakan menyerap stok untuk biodiesel domestik dan lakukan relaksasi ekspor.
"Tapi ini tetap berisiko penurunan harga CPO dunia. Penyebab harga CPO dunia tren turun adalah rencana FO Indonesia itu," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: