Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rest Area KM 260B Banjaratma: Bangunan Tua yang Bermanfaat Bagi UMKM

        Rest Area KM 260B Banjaratma: Bangunan Tua yang Bermanfaat Bagi UMKM Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Brebes -

        Rest area di Indonesia menjadi salah satu tempat bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengembangkan usahanya. Berbagai rest area yang menarik perhatian makin mudah dijumpai, salah satunya adalah Rest Area KM 260B Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah. Ada 158 UMKM di rest area ini yang terdiri atas 130 UMKM produk makanan, minuman, kerajinan dan oleh-oleh serta 28 UMKM produk fesyen pada sentral batik Indoensia, atau hampir 100% diisi oleh UMKM.

        Rest Area KM 260B Banjaratma sebelumnya merupakan bangunan tua yang digunakan sebagai pabrik gula dan dibangun pada tahun 1908. Kemudian, Rest Area KM 260B Banjaratma menjadi cagar budaya yang saat ini ditransformasikan menjadi rest area serta ruang usaha bagi para UMKM dan koperasi.

        Baca Juga: Kemenkop-UKM Teken MoU guna Perkuat UMKM di Rest Area

        Menteri koperasi dan UKM (Menkop-UKM), Teten Masduki, mengatakan bahwa aset yang telah berusia seratus tahun ini ternyata masih dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Momentum ini menjadi strategis lantaran komitmen kementerian dan lembaga yang mendorong optimalisasi UMKM, serta akselerasi UMKM menjadi naik kelas lantaran penyediaan ruang usaha pada infrastruktur publik

        Hal ini tertuang pada MoU yang ditandatangani oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM ), Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Perhunungan (Kemenhub).

        "Hal ini sesuai amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UKM, di mana dalam Pasal 60 mengamanatkan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan/atau badan usaha swasta wajib melakukan penyediaan tempat promosi dan pengembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil paling sedikit 30% total luas lahan area komersial, luas tempat perbelanjaan, dan/atau tempat promosi yang strategis pada infrastruktur publik," jelas Menkop Teten dalam sambutannya.

        Menurutnya, para pengelola rest area dan infrastruktur publik lainya tidak perlu takut dan ragu meskipun diisi 100% produknya oleh UMKM. Pasalnya, produk UMKM memiliki daya tarik yang lebih. Lantaran pendampingan akan produk yang berkualitas.

        "Jadi rest area selain bisa beristirahat pengunjung juga bisa berbelanja, kita juga memperkuat ekonomi daerah," ucapnya.

        Menurutnya, Rest Area KM260B Banjaratma dipilih karena pengelolaanya dinilai sangat baik. Lokasi ini menjadi role model bagi penyedia infrastruktur publik dalam memberikan ruang bagi UMKM.



        "Saya berterima kasih kepada pengelola Banjaratma ini karena sejak awal memberikan kemudahan bagi UMKM, terutama soal tarif. Bahkan pada awal pandemi Covid-19, diberikan pembebasan sewa dengan keringanan hingga 50%," ujarnya.

        Ke depan, dirinya menyatakan akan melakukan koordinasi lebih lanjut kepada Gubernur Ganjar Pranowo terkait peningkatan mutu produk yang di jual di rest area tersebut. Dia mencontohkan seperti produk yang dijual, penataan dan kenyamanan tempat serta peningkatan standardisasi kualitas rumah makan siap saji.

        "Ini memang sudah bagus tapi perlu ada pendampingan bagaimana dikurasi produk-produknya. Misalnya, restaurant di tata dan juru masaknya dilibatkan. Pak Ganjar ada rencana undang para juru masak untuk membantu menata rumah makan," ujar dia.

        Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi dalam sambutannya secara virtual menyatakan, UMKM memiliki kontribusi besar dalam kemajuan ekonomi nasional. Untuk itu Kemenhub turut mendukung dengan menyiapkan sistem transportasi yang layak guna akses bagi UMKM.

        "Infrastruktur transportasi yang layak menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Bahkan, pembangunan infrastruktur turut meningkatkan ekonomi pariwisata dan ekonomi dalam negeri secara keseluruhan. Kami menyambut baik MoU ini, Kemenhub mendukung pemanfaatan infrastruktur publik agar dapat dimplementasi dengan komitmen pihak terkait, selaku pemerintah untuk dapat terus berkolaborasi," jelas budi.

        Makin Banyak Ruang Publik Disulap Untuk UMKM

        MenkopUKM menyatakan, perkembanghan saat ini banyak ruang publik yang sebelumnya terbengkalai disulap menjadi tempat berkumpulnya para milenial, misalnya di Jakarta terdapat M Bloc yang setiap harinya mempu mendatangkan 11 ribu pengujung. Jumlah itu hampir sama dengan jumlah pengunjung di Mall besar. Kemudian ada juga Pos Bloc, Fabriek Bloc di Padang, dan Sarinah yang juga menjaring pengunjung hingga 41 ribu.

        Selain itu, salah satu mal besar di Jakarta seperti Plaza Indonesia, di mana banyak brand dunia, di sana terdapat gerai kosmetik buatan dalam negeri yang mampu bersaing.

        "Artinya produk UMKM ini kalau dikelola, dikemas, dikuasi dengan baik tidak kalah bersaing dengan brand besar," tegas Teten.

        Sementara itu, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting, mejelaskan bahwa secara konsisten memberikan pembinaan dan kapasitas UMKM di Rumah BUMN yang jumlahnya saat ini mencapai 245 unit di seluruh Indonesia. Selain itu mendukung pembiayaan dari Himbara baik bank dan nonbank melalui program mekar lewat PNM, pegadaian, juga suaha penjamin di bawah koordinasi BUMN termasuk asuransi kredit gagal panen.



        "Akses pemasaran baik online melalui Pasar Digital (PaDi) UMKM, maupun pemasaran secara offline lewat Sarinah. Termasuk peluang bagi UMKM di rest area seperti ini jika ada produk yang bisa dikurasi dan masuk dalam pemasaran Sarinah sangat dipertimbangkan,” kata dia.

        Selain itu, pemanfaatan melalui komersial infrastruktur publik yang diamanatkan 30 persen. “Saat ini Kementerian BUMN melalui perusahaan pelat merah yang mengelola infrastruktur publik meliputi AP I, AP II, Pelindo, ASDP, Waskita Karya, Kereta Api, Jasa Marga, dan Hutama Karya, dari sekitar 30 persen yang ditarget, kami sudah mencapai 41,6% ,” katanya.

        Selain itu, kontribusi sebesar 41,6% ini mencakup 263.459 m2 lahan komersial infrastruktur publik, sudah dialokasikan untuk UMKM. “Dampak COVID-19 walaupun yang dihuni baru 25,5%, kami optimistis karena keadaan sudah membaik.

        Perizinan Nomor Induk Berusaha (NIB) Terus Dimaksimalkan

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Indonesia memiliki 65,4 juta UMKM pada tahun 2021. Dalam hal ini, UMKM memiliki kontribusi terhadap perekonomian negara atau PDB sebesar 61% dan mampu menyerap tenaga kerja mencapai 97%.

        Untuk itu, penting bagi pelaku UMKM untuk segera mengurus NIB lantaran salah satunya bermanfaat dalam mendapatkan bantuan usaha mikro dari pemerintah dan mendapatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

        “Namanya izin ini penting sekali, saya sudah cek saat itu waktu OSS (online single subsmission) jadi, apakah benar yang namanya NIB ini cepat, Nomor Induk Berusaha ini cepat kalau kita ingin mengajukan. Saat itu saya melihat cepat tapi nanti mau saya cek lagi apakah sampai saat ini masih cepat kalau kita minta nomor induk berusaha,” ucap Kepala Negara.

        Saat ini pengurusan NIB masih sekitar angka 700 sampai 800 ribu per hari. Untuk itu, Presiden meminta perizinan NIB yang keluar harus mencapai 100 ribu.

        “Ajak mereka semuanya pegang NIB, biar kalau mau ambil kredit di bank mudah. Kalau nanti ada bantuan untuk usaha-usaha mikro dari pemerintah juga mudah, kita buka sudah semuanya ketemu. Karena semuanya pegang NIB. Kalau enggak ada ini kita mencari ke lapangan juga akan sangat sulit pemerintah kalau ingin membantu,” ujar Presiden.

        Terkiat hal ini, MenkopUKM Teten menyatakan, saat ini izin NIB yang keluar telah mencapai 1,5 juta. Ditargetkan akhir tahun ini mencapai 2,5 juta.

        Menurutnya, secara prosedural pengurusan NIB lebih mudah dilakukan karena dapat melalui online. Untuk itu, Teten meminta kepala daerah untuk melakukan pendampingan dan percepatan agar target agar semakin banyak UMKm yang memiliki NIB.



        "Target kita tinggal 1 juta lagi, tinggal daerah-ddaerah  melakukan pendampingan pelaku UMKM segera mengajukan NIB melalui OSS,"

        Dia pun menegaskan, dengan adanya NIB para pelaku UMKM memiliki kemudahan dalam berbagai hal untuk menunjang keberlangsungan UMKM. Seperti pengajuan ke perbankan, pengurusan sertifikasi halal, izin edar, dan lainnya. Teten juga menyatakan, ia akan mencari tahu dan mencari solusi terkait kesulitan yang dialami dalam mengurus NIB.

        "Pengurusan NIB ini kan dari informal menuju UMKM formal. Memanga da yang mudah dan sebaliknya, nanti kita coba cari tahu dan pelajari," tegas Teten.

        Rest Area Jadi Alternatif Berbagai Fungsi Perkenalkan Produk Lokal

        Ditemui di rest area Banjaratma, salah satu pelaku UMKM kopi lokal, Alif, owner dari kopi koplak mengaku selain berwirausaha dirinya juga mengaku ingin mengembangkan kopi lokal ke ranah ekspor.

        "Kemarin ada user yang membeli kopi disini dan take away beans yang sudah kita giling untuk di bawa ke Amerika. Jadi bagaimana beans lokal bisa dibawa ke luar negeri walaupun melalui one user," kata dia kepada Warta Ekonomi, Jumat (15/7/2022).

        Kopi Koplak menjadi UMKM kopi lokal pertama di Rest Area KM 260B Banjaratma sejak 2019. Selain berjualan diapun juga bercerita kepada pembeli tentang biji kopi pilihanya yang diambil langsung dari petani kopi dari Gunung Slamet.

        "Ini kita langsung ambil dari petani kopi dari Gunung Slamet. Ada kopi dari Brebes, Tegal, dan Pemalang. Kalau kopi robusta (ini) dari Temanggung," sambil menujuk kopinya.

        Dalam sebulan, omset yang diterima dapat mencapai Rp 20 juta. Namun sebelum pandemi omset bersih yang diterima mencapai Rp 30 juta. Sedangkan dalam sehari omset yang diterima sekitar Rp 500.000 di hari biasa, sedangkan Rp 1-1,5 juta saat hari libur.

        "Sebelum pandemi kami dapat menembus diangka Rp5 juta sehari. Setelah Covid 19 ini, menembus angka Rp 500 ribu sudah berat," keluhnya.

        Dirinya pun bersyukur masa new normal yang diterapkan peemrintah membawa keberkahan bagi UMKM. Pasalnya masyarakat banyak yang bisa berpergian dan stay sebentar di rest area untuk sekedar melepas penat dan meminum segelas kopi.



        Terakhir, alif berharap pemerintah dapat lebih memprihatikan para petani kopi agar dapat menghasilkan beans yang bagus. Dengan memberikan alat-alat pertanian guna menunjang hal tersebut. Selain itu dapat memperhatikan permodalan bagi para UMKM kopi lokal. Pasalnya, berjualan kopi memiliki modal yang tidak sedikit untuk menghasilkan kopi yang enak.

        "Kemajuan UMKM belum terasa ke kami, mau mengajukan legalitas susah, mengurus NIB itu kemarin trouble-nya NIK saya sudah dipakai orang lain. Akibatnya susah sampai sekarang belum saya urus," ujar dia.

        Olive, salah satu pelaku UMKM yang berjualan oleh-oleh khas brebes mengaku uang sewa di rest area Banjaratma belum terjangkau.

        "Di sini macam-macam ada yang Rp1,3 juta ada yang Rp2 juta, ada juga tenant yang mencapai Rp12 juta per bulannya. Tergantung besar kecil tempatnya," kata dia.

        Dalam sehari dihari kerjasa Snein sampai Jumat omset yang di dapat sekitar Rp700-800 ribu pada hari bisa. Sedangkan pada hari libur dapat mecapai Rp2-3 juta.

        "Kalau libur seperti kemarin arus balik dan anak sekolah lumayan bisa mencapai Rp5 jutaan di weekend. Paling laku memang telor asin bakar, original, dan pindang jadi favorit para pengunjung ntuk oleh-oleh," ujarnya.

        Sementara itu, Dian salah satu pengunjung rest area yang mau menujuJakarta mengaku sangat senang dengan adanya rest area Heritage Banjaratma ini. Pasalnya selain parkiranya luas, tempat nya pun juga bersih dan tertata rapi.

        Untuk jenis jajanan mulai dari oleh-oleh, makanan, sampai lainnya juga bisa ditemukan. Menurutnya, untuk varian harga masih berfariatif dan terjangkau.

        "Ini banyak pilihan untuk oleh-oleh dan makanannya juga enak, dan tempatnya juga bagus dan bersih. Soal harga masih terjangkau lah, lumayan untuk persiapan perjalanan menuju Jakarta," tutur dia.

        Dirinya mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan ruang untuk UMKM Indonesia untuk lebih maju dan berkembang salah satunya di rest area ini. Pasalnya masih sediit sekali produk UMKM dapat ditemui di rest area. Seperti halnya kopi yang mayoritas di isi brand luar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: