Kemajuan teknologi informasi semakin masif. Sekarang ini bisa mengakses media digital saja tidak cukup. Setiap orang juga harus memahami keamanan digital. Jangan panik ketika mengalami hacking atau peretasan.
"Dengan otodidak bisa untuk mengatasi masalah ini, tapi karena sudah terlanjur panik jadi depresi. Harus berpikir kalem dulu. Semoga kita bisa mengeksplor lagi aplikasi percakapan yang kita gunakan, sehingga terhindar dari yang namanya pembajakan," kata Relawan Mafindo, Puji F Susanti saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan amasyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Kamis (21/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Baca Juga: Jaga Data Pribadi, Hindari Risiko Keamanan Digital
Kemajuan teknologi memberikan sejumlah dampak positif. Perubahan gaya hidup serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam beraktivitas. Di sisi lain, pengguna media digital juga perlu mewaspadai pontensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun.
Belum lama ini ramai kasus peretasan aplikasi percakapan WhatsApp. Pelaku mencoba menipu teman-teman korban dengan meminta pulsa/pinjaman uang mengatasnamakan korban. Kasus ini, lanjut Puji, umum terjadi karena korban pernah memberikan one time password kepada orang lain.
Baca Juga: Biar Digitalisasi UMKM Kian Masif, Dua Ekosistem ini Wajib Diperkuat
"Untuk mengantisipasi terjadil hal seperti ini bisa melalui Two Step Verification. Ini bisa diaktifkan dengan mudah melalui pengaturan account," ujar Puji.
Ketika mengatasi peretasan WhatsApp, korban cukup keluar dari aplikasi dan memasangnya kembali pada perangkat digital utama. Kemudian pihak pengelola akan mengirimkan OTP, sehingga pengguna lain otomatis keluar dan aplikasi dipastikan aman.
Masalah lain akan muncul jika peretas sudah lebih dulu mengaktifkan Two Step Verification. Pengguna harus menunggu setidaknya lima hingga tujuh hari untuk bisa kembali menggunakan aplikasi. Pengelola akan melakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengguna sebagai pemilik utama.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Baca Juga: Kejahatan di Dunia Maya Meningkat, Orang Tua Diminta Dampingi Anak Saat Mengakses Internet
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Peran Penting Internet dalam Aktivitas Belajar Mengajar dan Budaya Literasi di Indonesia
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Puji F Susanti. Kemudian Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.I.Kom, serta Dosen dan Ka SI Universitas Tulungagung, Mokhamad Eldon, SE.,MM.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: