Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membantah secara tegas pendapat tentang subsidi bahan bakar minyak (BBM) dihilangkan atau ditiadakan. Pasalnya, subsidi itu akan terus tetap ada untuk melindungi masyarakat, namun memang telah dilakukan pengalihan subsidi agar lebih tepat sasaran.
"Saya juga sempat melihat ada sekelompok masyarakat yang memiliki persepsi seolah-olah kenaikan BBM, dalam hal ini Pertalite dan Solar, itu kemudian subsidi BBM tidak ada, enggak juga," kata Sri Mulyani dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, dipantau secara daring oleh tim Warta Ekonomi, Rabu (7/9/2022).
Baca Juga: Alasan Kenaikan Harga BBM, Sri Mulyani Buka-bukaan!
Bendahara negara tersebut mengatakan bahwa subsidi tersebut sudah lewat, Rp502,4 triliun itu sudah pasti habis, bahkan diperkirakan akan habis di bulan Oktober ini. Oleh karena itu, ia akan melihat jumlah subsidinya akan melewati dari Rp502,4 triliun atau mungkin bisa mencapai Rp649 triliun.
"Itu kalo asumsinya harga bertahan di atas US$100 per barel, yaitu US$105 per barel. Katakanlah saat ini harga BBM agak menurun, walaupun ini selalu fluktuatif. Menjelang winter biasanya harga BBM akan naik apalagi dalam situasi peran Ukraina, di mana Eropa dan Rusia terutama saling berhadap-hadapan untuk saling melemahkan dan minyak menjadi alat perang. Ini lah yang menyebabkan harga itu terus bertahan di sekitar US$100 per barel," jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, jika sekiranya harga minyak dunia turun di angka US$90 per barel dari Agustus hingga Desember, akan tetapi harga rata-rata di seluruh tahun masih di sekitar US$99 per barel.
"Artinya, kami sampaikan jumlah subsidi BBM akan tetap mencapai Rp649 triliun atau di Rp605 triliun apabila harganya turun. Tapi pasti masih melewati Rp502,4 triliun," ujar bendahara negara.
"Jadi ini yang menjadi salah satu pemahaman bagi kita semua bahwa negara tetap hadir, harga BBM itu masih di bawah harga keekonomiannya. Artinya, subsidi tetap diberikan. Kelompok masyarakat menengah dan atas masih menikmati subsidi.
Namun, Sri Mulyani menyampaikan, dikarenakan sekarang sudah ada pengalihan subsidi, maka negara bisa mendapatkan Rp102 triliun, hal itu naik lebih kecil dari yang diperkirakan. Itulah yang kemudian Pemerintah alokasikan Rp24,7 triliun untuk tambahan bantuan sosial.
Baca Juga: Demokrat Tampar Megawati Soal BBM, Tak Perlu Sandiwara Nangis Buat Bersama Rakyat!
"Bantuan sosial juga tidak hanya Rp24,7 triliun, kita sudah mengalokasikan bantalan sosial bagi masyarakat itu di atas Rp150 triliun. Jadi Rp24,7 triliun itu tambahan dari yang sudah kita alokasikan selama ini," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar