Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Capres dari Luar Jawa Bisa Kok Jadi Presiden Tapi Bukan di 2024, Hensat Buka-bukaan: Belum Tentu...

        Capres dari Luar Jawa Bisa Kok Jadi Presiden Tapi Bukan di 2024, Hensat Buka-bukaan: Belum Tentu... Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Banyak pihak menerka-nerka soal sosok yang bakal jadi pemenang dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Terkait hal ini, Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio alias Hensat punya pendapat sendiri.

        Ia menilai tokoh dari luar Pulau Jawa masih punya potensi terpilih sebagai presiden. Meski demikian, dirinya tak menjamin hal tersebut bisa terjadi dalam Pilpres 2024.

        Baca Juga: Heran Akan Pernyataan Luhut, Rizal Ramli: Orang Luar Jawa Susah Jadi Presiden Karena...

        "Ya itu kan pendapat, boleh boleh aja. Akan tetapi hal tersebut merupakan refleksi hari ini saja," ujar Hendri kepada GenPI.co, Jumat (23/9/2022).

        Dirinya mengatakan bahwa kondisi masa depan bisa berubah alias ada kemungkinan tokoh dari luar pulau Jawa terpilih menjadi presiden.

        Baca Juga: Opung Luhut Sebut Non Jawa Sulit Jadi Presiden, Pemerhati Sejarah: Mitos Sesat Bikinan Belanda!

        "Bisa ada muncul presiden luar Jawa. Sebab, belum tentu di masa-masa selanjutnya tetap sama," ucapnya.

        Di sisi lain Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai pernyataan Luhut berlebihan.

        "Sebab, dari hasil survei kami pada November 2021 terlihat 61 persen masyarakat ingin dan akan memilih presiden dari luar pulau Jawa," tuturnya.

        Baca Juga: Marah Besar Akan Pernyataan Luhut, Faizal Assegaf: Jawa Sangat Mendominasi, Tapi...

        Oleh sebab itu, dirinya menilai pernyataan Luhut merupakan ketakutan yang berlebihan dan berpotensi memunculkan isu SARA.

        "Menurut saya, enggak perlu membicarakan soal tokoh Jawa dan luar Jawa kalau Pak Luhut punya perasaan inferior," ujar Kunto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: