- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Tak Selesaikan Akar Masalah, Harga Acuan Kedelai Hanya Solusi Jangka Pendek
Rencana pemerintah yang akan menetapkan harga acuan pembelian kedelai dinilai tak bakal mengatasi akar permasalahan produktivitas. Rencana itu justru dikhawatirkan bakal menimbulkan masalah baru bagi perajin dan konsumen.
”Masalah utama pertanian kedelai adalah produktivitas dan tingginya ongkos produksi. Produktivitas yang kurang baik serta ongkos produksi yang tinggi, di antaranya karena skala usaha yang kecil, membuat kedelai yang dihasilkan tidak bisa bersaing dengan kedelai impor, yang selain kualitasnya bersaing, juga lebih terjangkau,” jelas Head of Agriculture Research dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta.
Sebelumnya pemerintah berencana membeli kedelai lokal seharga Rp10 ribu per kilogram di tingkat petani. Menurutnya rencana itu disatu sisi memberikan kepastian pendapatan bagi petani di saat harga kedelai sedang tinggi.
Namun, di sisi lain, hal itu membuat perajin tahu dan tempe serta konsumen berpenghasilan rendah harus membeli bahan baku kedelai dengan harga tinggi. Karena itu, ia menyarankan pemerintah memikirkan kebijakan jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi proses produksi dan produktivitas kedelai ketimbang menetapkan harga acuan pembelian.
Hal ini tidak mudah mengingat berbagai keterbatasan yang ada.“Penggunaan teknologi pada pertanian kedelai masih terbilang minim. Hal tersebut juga tidak didukung oleh infrastruktur pendukung yang memadai,” terangnya.
Baca Juga: Indonesia Ajak Negara Anggota G20 Terapkan Pertanian Digital
Saat ini petani lebih mengutamakan budi daya padi dan jagung yang terbilang lebih menguntungkan. Sedangkan kedelai umumnya diperlakukan sebagai tanaman selingan.
Selain itu, iklim tropis di Indonesia secara umum tidak terlalu cocok untuk kedelai yang hanya tumbuh subur di daerah sub-tropis, misalnya di Amerika Serikat, salah satu produsen terbesar dan eksportir utama kedelai ke Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: