Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perkuat Hubungan Ekonomi, Kemenlu Sukses Gelar INA-LAC 2022

        Perkuat Hubungan Ekonomi, Kemenlu Sukses Gelar INA-LAC 2022 Kredit Foto: Martyasari Rizky
        Warta Ekonomi, Tangerang Selatan -

        Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) Duta Besar Umar Hadi menyampaikan, forum bisnis Indonesia-Latin America and Caribbean (INA-LAC) bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.

        "Tadi malam, dalam acara pembukaan yang sengaja kita buat lebih informal supaya memberikan kesempatan networking lebih banyak di antara para pelaku usaha," kata Umar Hadi dalam press briefing INA-LAC Business Forum 2022, di JHL Hotel, Gading Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (18/10/2022).

        Baca Juga: Kemenlu Pastikan WNI di Iran dalam Kondisi Aman dan Tidak Ada yang Ikut Demonstrasi

        Umar Hadi menyampaikan bahwa ada tiga hal utama yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI), Retno Marsudi, dalam sambutannya, yang disampaikan melalui video. Pertama, perlunya ekspansi pasar melalui perjanjian dagang. Total perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Selatan dan Karibia pada saat ini baru hanya 0,4%, dari total perdagangan kawasan Amerika Latin dan Karibia dengan dunia.

        "Artinya masih besar peluang dan kesempatan bagi Indonesia untuk lebih banyak mendorong ekspor produk dan jasa dari Indonesia ke negara-negara di kawasan itu," ujar Umar Hadi menyampaikan pesan Menlu Retno.

        Kedua, terdapat potensi di bidang ekonomi digital, untuk hal ini forum bisnis INA-LAC justru dimaksudkan untuk memfasilitasi calon investor untuk mengenal peluang-peluang yang ada. Yang ketiga, meningkatkan integrasi perekonomian Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia ke dalam rantai pasok Global, khususnya di sektor ekonomi hijau.

        Hubungan dagang Indonesia dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia, Dubes Umar menyampaikan, nilainya sudah melebihi saat masa prapandemi, yaitu sebesar US$7,8 miliar pada tahun 2019. Sementara, data di tahun 2021 angkanya sudah mencapai US$10,53 miliar. Selain itu, catatan periode Januari hingga Agustus 2022, Kemenlu mencatat adanya kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.

        "Jadi kami juga melihat kemungkinannya cukup besar bahwa di tahun 2022 ini total nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia akan lebih dari yang dicapai pada tahun 2021," jelasnya.

        Adapun produk-produk unggulan Indonesia yang diekspor ke kawasan Amerika Latin dan Karibia ialah kelapa sawit, otomotif, produk kelapa, karet, alas kaki, tekstil, pupuk, elektronik termasuk telepon seluler, produk kertas, dan sabun.

        Baca Juga: 4 Wilayah Ukraina Gabung Rusia, Kemenlu Ungkap Kabar Para WNI

        Sementara itu, yang diimpor Indonesia dari kawasan Amerika Latin dan Karibia ialah pakan ternak, gula tebu, kapas, jagung, biji besi, biji cokelat, gandum, daun tembakau, kapal atau perahu, daging beku, tembaga, dan biji kedelai.

        Untuk produk-produk impor di kawasan Amerika Latin dan Karibia dari dunia ialah kendaraan bermotor beserta suku cadangnya, elektronik, obat-obatan, pupuk, dan produk plastik. "Jadi kalau kita lihat dari jenis-jenis produk kita yang kita ekspor ke Amerika Latin sekarang, artinya masih ada produk-produk yang menjadi kebutuhan di negara-negara tersebut yang belum kita kirim," ucap Umar.

        "Ini nanti kami akan mencari lebih banyak produsen di Indonesia yang akan mampu memenuhi kebutuhan di negara-negara Amerika Latin, Amerika Selatan, dan Karibia. Kalau kita belum punya barangnya, ya suruh orang investasi bikin barangnya, kan gampang aja, zaman sekarang itu bikin pabrik dalam tempo 6 bulan aja ada yang udah bisa ekspor," lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: