Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        B20 Investment Forum, Ini Strategi MIND ID Mendorong Ekosistem Kendaraan Listrik

        B20 Investment Forum, Ini Strategi MIND ID Mendorong Ekosistem Kendaraan Listrik Kredit Foto: MIND ID
        Warta Ekonomi, Nusa Dua -

        Saat ini penggunaan kendaraan listrik (Electric Vechicle /EV) menjadi solusi alternatif dalam mengurangi emisi karbon dan solusi ramah lingkungan pada sektor transportasi. Holding BUMN Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) telah memiliki beberapa strategi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik.

        Hal itu disampaikan MIND ID dalam B20 Investment Forum dengan agenda "Talk Discussions: EV Battery Supply Chain" di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (11/11/2022).

        Baca Juga: Outstanding CSR Leader, Menteri Erick Thohir dan Direktur MIND ID Dany Amrul Terbukti Menginspirasi

        B20 Investment Forum merupakan salah satu dari rangkaian B20 Summit Indonesia 2022. Sesi Talk Discussions: EV Battery Supply Chain adalah wadah untuk menggali ide dan praktik yang telah dilaksanakan sebagai langkah pengembangan rantai pasok baterai EV. 

        Upaya mendorong ekosistem kendaraan listrik adalah bagian dari agenda-agenda utama MIND ID dalam menjalankan mandat pemerintah. Direktur Operasi dan Portofolio MIND ID Danny Praditya menegaskan, tema strategis untuk melaksanakan mandat BUMN yakni menjadikan perusahaan tambang kelas dunia. Terdapat lima poin untuk melaksanakan mandat BUMN tersebut. 

        Kelima poin tersebut adalah pertumbuhan eksplorasi dan produksi yang agresif dan meningkatkan daya saing biaya dengan transformasi digital. Kemudian, membangun aset hilir berskala dunia dan aliansi strategis untuk ekspansi hilir baru, salah satunya pengembangan ekosistem EV. Terakhir, peningkatan kemampuan dan pengoptimalan portofolio.

        "Tujuan mulia dan nilai intinya adalah kami mengeksplorasi sumber daya alam untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah," kata Danny. 

        Seperti diketahui, MIND ID beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk turut telah memiliki beberapa siasat untuk transisi energi.

        Baca Juga: Kementerian BUMN Bersama MIND ID dan 7 BUMN Gagas Pilot Proyek Perdagangan Karbon

        Salah satu upaya hilirisasi MIND ID diwujudkan pada industri bisnis aluminium dan nikel yang saat ini menjadi komponen kunci dalam pengembangan industri kendaraan listrik.

        Untuk industri alumunium, MIND ID punya PT Inalum (Persero). Inalum, merupakan produsen tunggal Ingot Aluminium di Indonesia Dengan kapasitas produksi hingga 250.000 ton per tahun. Melalui MIND ID, pemerintah Indonesia memiliki 100 persen saham di Inalum.

        Sedangkan, untuk nikel, MIND ID punya Antam dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). INCO sendiri sahamnya telah didivestasi oleh MIND ID sebesar 20 persen. Bersama Antam, akan menjadi produser nikel nomor dua terbesar di Indonesia.

        Dalam pemaparannya, Danny mengungkapkan sumber nikel di Indonesia sebesar 1,4 juta ton wet metric ton (wmt) dengan cadangan mencapai 381 ribu wmt. Sementara, untuk alumunium memiliki kapasitas pabrik 250.000 MT/tahun.

        Baca Juga: MIND ID Targetkan Penurunan Emisi Carbon sebesar 28% di tahun 2030

        Adapun komoditas komponen kunci pengembangan kendaraan listrik (EV) meliputi lima hal, yaitu pertama suku cadang listrik. Solder timah adalah bahan yang lebih ekonomis untuk menyematkan semua suku cadang listrik.

        Kedua, sasis kendaraan. Pengurangan bobot mobil untuk efisiensi energi menggunakan sasis aluminium. Ketiga, konektor. Ini adalah komponen penting dalam berfungsinya motor, kabel, dll.

        Keempat, cell. Baterai oksida logam tidak mengeluarkan polutan knalpot saat berjalan. Kelima, energi listrik. Batu bara dapat diubah menjadi DME untuk menggantikan gas yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga gas.

        Tak kalah pentingya, Danny mengatakan, pertambangan 'hijau' dalam mempromosikan efisiensi energi yang mengurangi jejak siklus hidup terhadap dampak lingkungan. Sehingga, metode hemat energi dan material dalam pertambangan dan pengayaan mineral harus dikembangkan.

        "Ketersediaan komoditas dikendalikan tidak hanya oleh aksesibilitas geologis, tetapi semakin meningkat oleh ketersediaan air dan energi, dan peraturan lingkungan. Inovasi teknologi yang mengubah cara untuk eksplorasi dan ekstraksi diperlukan. Banyak cara cerdas akan didasarkan pada robotika yang aman di masa depan, teknologi digital dan proses otomatis yang aman, mereka akan menggunakan lebih sedikit energi dan air dan akan menerapkan konsep zero waste dan zero accident," tuturnya.

        Baca Juga: Wujudkan Net Zero Emission, Grup MIND ID Gunakan Pendekatan Ekonomi Sirkular

        Danny menambahkan, terdapat kerangka pertambangan 'hijau' yang menjadi dasar untuk pengembangan. Antara lain, mempromosikan bahan dan efisiensi energi, menjamin ketersediaan sumber daya mineral untuk kebutuhan masa depan, meminimalkan dampak lingkungan dan sosial yang merugikan, dan meningkatkan praktik kerja dan organisasi.

        "Pastikan penggunaan lahan yang berkelanjutan setelah pascatambang," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: