Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aktif Ngurusin Capres Sampai Bikin Tersinggung Partainya Sendiri, Jokowi Diminta Tiru Tingkah SBY Ini

        Aktif Ngurusin Capres Sampai Bikin Tersinggung Partainya Sendiri, Jokowi Diminta Tiru Tingkah SBY Ini Kredit Foto: Antara/Biropers Setpres-Laily Rachev
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan tengah menjadi sorotan usai sering kali terlihat aktif membicarakan pemilihan presiden (pilpres) 2024 dan sederet tokoh calon presiden (capres). Menanggapi hal ini, Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga punya saran.

        Ia meminta Jokowi belajar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi pilpres mendatang. Pasalnya, Jamiluddin mengatakan soal pernyataan kriteria capres yang dikemukakan Jokowi tampaknya sudah menyinggung petinggi PDIP.

        Baca Juga: Elite PDIP Tuding Jokowi Dijebak Relawan di Acara GBK, Panda Nababan Bilang Nggak Mungkin: Lihat Ekspresinya, Dia Nikmati

        Menurutnya, ketersinggungan kader PDIP itu wajar, karena Jokowi dinilai sudah melampaui kewenangan sebagai kader PDIP. Selain itu, sebagai presiden, Jokowi terkesan sudah mengambil peran partai politik, khususnya ketua umum partai.

        "Hal itu tentu kurang baik, karena bukan fungsi dan tugas presiden," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Rabu (30/11/2022).

        Dirinya melanjutkan, presiden idealnya secara terbuka tidak berpihak kepada salah satu bakal capres.

        "Untuk itu, Jokowi perlu belajar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi capres," ungkapnya.

        Pasalnya, berkaca pada Pilpres 2014, SBY tidak memihak kepada pasangan capres.

        Baca Juga: Tegas! Pengamat Minta Jokowi Belajar dari Sikap SBY, Ada Apa?

        "SBY terlihat memperlakukan pasangan capres sama," lanjutnya.

        Akademisi Universitas Esa Unggul itu menyebut sosok negarawan SBY terlihat jelas, sehingga netralitas presiden mendapat pujian dari berbagai pihak.

        "Hal itu tentunya dapat meningkatkan tensi politik. Padahal, tugas presiden salah satunya untuk menyejukan situasi politik," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: