Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amien Rais Duga Partai Ummat Sengaja Dijegal, Helmi Feris: Dia Pejuang Sejati

        Amien Rais Duga Partai Ummat Sengaja Dijegal, Helmi Feris: Dia Pejuang Sejati Kredit Foto: Instagram/Amien Rais
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, angkat bicara terkait tidak lolosnya Partai Ummat sebagai partai peserta Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

        Dia menduga kuat Partai Ummat sengaja dijegal ikut Pemilu. Sebagaimana diketahui, Amien Rais selalu kritis terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Apalagi, menurut Amien, teror politik sudah sering ia alami. Tak jarang teror itu menyebabkan nyawanya dan keluarga terancam.

        Terkait hal itu, salah satu pegiat media sosial yang dikenal cukup kritis, Helmi Felis, menyebut Amien Rais sebagai pejuang sejati yang tetap sabar menghadapi persoalan. Baca Juga: Partai Ummat Besutan Amien Rais Kecewa Berat dengan Keputusan KPU

        "Amien Rais orang sabar yang tidak cengeng. Pejuang sejati.! Ditembak, diteror lewat anak, segala macam intimidasi, sampai ujungnya Partai Ummat dijegal. Sebuah kisah luar biasa dari busuknya politik Indonesia. Panjang umur Pak Amien," tulis Helmi Felis melalui akun twitternya, @HelmiFelis_, Minggu (18/12/2022).

        Sebelumnya, Amien Rais melalui kanal YouTube Karni Ilyas Club menceritakan soal kecelakaan lalu lintas yang dialami anak sulungnya, Hanafi Rais, tahun 2020 silam.

        "Jadi dua tahun yang lalu Hanafi, waktu itu Ketua Fraksi PAN di DPR, dia di Komisi I, itu pulang dari Jogja. (Sekitar) jam 11 malam dia telepon ke istrinya. Dia nyebut, 'Bunda, sepertinya saya dikuntit dua mobil sejak dari Semarang'," kata Amien, dikutip pada Sabtu (17/12/2022).

        Lalu setibanya di Cikampek, Toyota Alphard yang ditumpangi Hanafi bertemu dengan dua truk besar. Saat itulah kecelakaan terjadi, di mana kendaraan yang ditumpangi putranya terlibat kecelakaan beruntun dengan truk tersebut sampai menyebabkan mobilnya terbelah dua.

        "Hanafi masuk, lalu ini (menabrak), sehingga mobil Hanafi terpotong jadi dua. Kebetulan dia tidak pakai seatbelt, ya seperti ada musibah besar, sampai berapa bulan itu di rumah sakit," ujar Amien.

        "Saya kira itu adalah warning, 'Amien Rais, look, your son is passed away, has died'. Mungkin begitu, supaya saya terguncang," lanjutnya.

        Kasus kecelakaan beruntun sebesar itu tentu langsung diselidiki kepolisian. Namun korps bhayangkara ternyata kesulitan mengusutnya karena perkara CCTV. Baca Juga: Amien Rais Bongkar Teror Politik yang Serang Dirinya dan Keluarga: Anak Dicelakai, Mobil Ditembak, Partai Ummat Dijegal

        "Kemudian alasan polisi tidak bisa melacak karena sepanjang 1 KM, kebetulan CCTV-nya memang sedang diperbaiki. Rusak, jadi gelap. Ya sudah, wassalamualaikum, selesai," ujar Amien.

        Terornya tidak berhenti sampai di situ. Sebab mobil Amien yang diparkir di depan rumahnya di Yogyakarta kemudian juga ditembak orang tak dikenal.

        "Maksudnya mau menembak tangki mobil saya tapi kira-kira meleset, sehingga tidak meledak," ucapnya.

        Amien mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke Polda DIY tetapi polisi berbalik menyalahkan sopirnya.

        Kini kedua kejadian tersebut sudah ditutup, meskipun Amien meyakini semuanya terjadi demi mengintimidasinya.

        "The case is closed, kira-kira begitu. Ya tapi sesuatu yang biasa lah, saya enjoy saja," tandasnya.

        Kini teror politik terbaru yang dialaminya adalah Partai Ummat yang dijegal melaju ke Pemilu 2024. Menurut Amien ada tindak diskriminatif penyelenggara Pemilu sehingga peraturan yang diperbolehkan di partai lain tidak berlaku untuk Partai Ummat.

        "Apa yang saya dengar, insyaAllah otentik laporannya itu, memang di kedua provinsi ini KPUD-nya diskriminatif," jelas Amien. Baca Juga: Ingatkan Momen SBY Turun Gunung Awasi Pemilu, Amien Rais Heran Dijegal: Saya Sudah Tua Kok Ditakuti?

        "Misalnya begini, antar desa jaraknya cukup jauh sehingga KPU Pusat cukup bijak boleh pakai video. Jadi anggota Partai Ummat menunjukkan KTP-nya dan wajahnya (lewat video), nah itu nggak boleh, jadi harus langsung," pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: