Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Balik Strategi Sukses CEO Erajaya Digital: Diferensiasi dalam Skala

        Di Balik Strategi Sukses CEO Erajaya Digital: Diferensiasi dalam Skala Kredit Foto: Erajaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjadi bagian dari vertikal bisnis Erajaya Group, Erajaya Digital telah menjadi core binis Erajaya Group yang memiliki pertumbuhan bisnis positif bahkan selama masa sulit pandemi berlangsung.

        Sebagai pemain besar di industri distribusi dan ritel sektor telekomunikasi dan gadget, Erajaya Digital memiliki sumbangsih yang signifikan di dalam Erajaya Group. Namun begitu perjalanannya di dalam industri untuk menjadi market leader bukanlah hal mudah. Karenanya untuk melihat bagaimana Erajaya Digital dapat menempatkan bisnisnya pada kesuksesan, Warta Ekonomi telah melakukan wawancara bersama CEO Erajaya Digital Joy Wahjudi.

        Dalam kesempatan ini, Warta Ekonomi akan membagikan pandangan Joy Wahjudi selaku CEO Erajaya Digital yang juga merupakan Wakil CEO Erajaya Group untuk berbagi pandangannya terhadap industri dan juga bisnis yang dijalankannya.

        Baca Juga: Ekspansi Bisnis Lebih Luas, Erajaya Digital Turut Perkuat Investasi IT-nya

        Bagaimana perjalanan Anda berkecimpung di industri telekomunikasi hingga dipercaya untuk mengembang amanah sebagai CEO Erajaya Digital?

        Saya memang sejak awal berkarier sudah memulai dari industri di bidang telekomunikasi, dari awal tahun 95 sampai sekarang. Memang dari awal saya sudah berkecimpung di dunia telekomunikasi dan background saya lebih banyak di operator. Setelah lebih dari 20 tahu, saya pindah ke Erajaya pada tahun 2019 dan pada 2020, saya mendapatkan amanah atau tantangan untuk memegang Erajaya Digital yang bisnisnya memang di sektor gadget.

        Untuk saya, amaneh tersebut adalah suatu tantangan yang baru, hal yang menarik buat saya. Secara pribadi, saya memang memiliki ambisi untuk mensukseskan Erajaya supaya menjadi pemain yang lebih besar di kelasnya. Memang salah satu amanah yang diberikan kepada saya adalah bagaimana membawa Erajaya hari itu ke suatu titik di mana kita bisa menjadi pemain smart retailer yang terbesar di Asia.

        Bisa dibilang, itu adalah permintaan dari stakeholder juga dan itu memang bagi saya merupakan suatu tantangan yang menarik untuk diri saya jalani.

        Bagaimana Anda melihat potensi dan tren untuk industri telekomunikasi pada tahun 2023 ini?

        Kalau secara tren menurut saya tidak terlalu banyak yang berubah pada tahun 2023 ini dibandingkan tahun sebelumnya. Meski ada tren future dan itu cukup banyak. Kalau kita berbicara soal teknologi akan seperti apa, trennya pasti banyak, ada AI, Cloud, dan lainnya. Tapi untuk tahun 2023 ini, menurut saya trennya untuk industri yang saya jalani saat ini kan memang hanya tren teknologi terkait dengan chipset, kamera, storage, baterai, ya di sekitar tren ini saja, di mana trennya adalah semakin lama akan semakin andal.

        Dibandingkan dengan tahun 2022, pada 2023 saya optimis bahwa industri ini akan tetap bisa bertumbuh dengan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Masalah-masalah pada supply akan mulai teratasi dan pada demand, meski ada masalah terkait ekonomi dan lainnya, saya melihat bahwa di Indonesia sendiri consumer spending-nya masih tetap solid. Meski saya juga melihat kita akan saling memengaruhi, tapi saya yakin tahun ini mestinya akan bisa lebih baik daripada tahun 2022.

        Sebagai pemain di industri dengan pergerakan konsumen yang cepat, bagaimana upaya Anda dalam membawa tren untuk disalurkan kepada konsumen?

        Saya setuju bahwa skala di dalam bisnis ini adalah suatu hal. Tapi skala saja tidak ada artinya jika kita tidak memiliki diferensiasi. Diferensiasi ini bisa diciptakan dan memang salah satu fokus yang kita mau buat itu adalah apa yang bisa kita berikan lebih kepada pelanggan. Saya melihatnya ada beberapa aspek-aspek service atau layanan yang harus terus kita kembangkan termasuk untuk sisi kemudahan bagi pelanggan.

        Jadi ada beberapa yang telah kita jalankan di tahun lalu dan tahun ini kita akan kembangkan dengan lebih tepat lagi, seperti misalnya ada bundling layanan seperti cicilan atau cicilan yang dikombinasikan dengan asuransi, dan lainnya. Itu semua kita kombinasikan menjadi satu dan inilah salah satu yang bisa memberikan diferensiasi bagi kita di dalam pasar.

        Diferensiasi juga bisa diciptakan dari layanan yang ada di dalam toko sendiri, ada banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Itu semua, kita banyak melakukan evaluasi, kita pelajari, dan kita lihat mana yang bisa kita lakukan lebih baik lagi untuk pelanggan dengan memanfaatkan teknologi untuk mempermudah dan mengefisiensikan prosesnya. Kita banyak melakukan investaso pada teknologi untuk membuat layanan menjadi seamless, efisien, dan efektif.

        Terkait dengan point of sale (P.O.S), kita juga mengembangkan fitur-fitur baru, offline-online, semua kita terus kembangkan dan tingkatkan untuk konsumen. Mottonya adalah supaya konsumen yang datang, dia harus mendapatkan barangnya, dan jangan sampai ada konsumen yang tidak puas dengan produk dan layanan yang kita tawarkan.

        Itulah sebabnya kita investasikan ke dalam teknologi, ke dalam diferensiasi-diferensiasi tersebut sehingga kita bisa memenuhi ekspektasi dari pelanggan kita. Mulai dari pencarian barang, mendapatkan barang, bahkan sampai pengiriman. Semuanya itu. Kini juga karena pelanggan lebih senang ke proses yang lebih digital, kita pun serba digital. Aspek digital dari teknologi yang kita ambil ini tentu untuk mempermudah layanan ke konsumen di samping untuk meningkatkan fitur-fitur yang ada di dalam toko itu sendiri.

        Plus dari service atau layanan yang saya katakan, kami secara berkelanjutan terus mengeluarkan paket-paket yang menarik untuk pelanggan yang tidak disediakan oleh toko lain, karena adanya hanya di Era saja. Karena inilah yang membuat kami pada akhirnya bisa menang dari kompetitor dan bisa bertumbuh. Ibaratnya, saya bisa membangun 1.000 toko tapi kalau tidak ada diferensiasi, tidak ada bedanya toko saya dengan yang lain di mata konsumen, hal ini tidak ada artinya. Inilah yang mau saya ciptakan, bahwa toko kami itu berbeda dengan yang lain.

        Melihat Anda yang optimis pada industri, menurut Anda apakah akan masih ada tantangan yang menghadang ke depannya?

        Tantangan pasti selalu ada. Kalau dilihat tahun ini, tantangan terbesar di mata saya memang lebih ke internal bisnis. Saya masih melihat kita memiliki banyak PR yang harus diselesaikan. Termasuk salah satunya adalah percepatan proses transaksi bagi pelanggan, ini yang mau saya benahi, juga meningkatkan kehandalan kita dalam terus berkembang.

        Kalau saat ini, tantangan dari luar, tentu saya balik lagi, saya optimis, tapi memang kan tantangan ekonomi di luar itu bukan sesuatu yang bisa saya kontrol. Ketidakpastian itu pasti ada, ketidakpastian ekonomi juga ada, dolar dengan rupiah juga bisa menjadi masalah. Karena barang kita itu semuanya impor, jadi ada ketergantungan terhadap mata uang, currency. Kalau currency naik, harga konsumen juga bisa naik dan bisa memengaruhi pembelian konsumen juga.

        Bahaya ekonomi ini, risikonya pasti ada. Ada juga risiko kompetitor dan juga terkait regulasi dari Pemerintah, misalnya peraturan terkait dengan tarif, bea masuk, dan lainnya, itu semua dapat memengaruhi dan itu tidak bisa saya kontrol.

        Tapi secara industri, saya melihat bahwa saat ini industri sudah cukup kondusif dalam tiga tahun terakhir ini. Saya melihat juga bahwa Pemerintah sudah banyak memberikan dukungan dengan regulasi yang ada, dan memang beberapa regulasi yang dijalankan itu bertujuan dengan baik, selain bisa menambah pendapatan bagi Pemerintah juga di sisi lain memberikan kemudahan dan perlindungan terhadap konsumen.

        Bagaimana strategi Anda menghadapi tantangan tersebut? Termasuk pada strategi pengambilan keputusan pemasaran yang melibatkan preferensi konsumen, serta tren teknologi dan sosial yang ada.

        Saat ini untuk tren dapat dilihat bahwa konsumen memiliki preferensi untuk ke hal-hal yang digital, online. Oleh karena saya melihat dari awal bisnis saya, distribusi dan juga ritel harus menggunakan teknologi untuk menjangkau semua itu. Terutama terkait dengan interface dengan konsumen langsung. Karena pelanggannya semakin mahir dengan dunia digital, maka kita menyesuaikan.

        Tapi saya percaya bahwa untuk barang itu harus kembali ke toko yang offline. Dalam hal ini saya hanya menjembatani di mana konsumen saat ini memang lebih nyaman menggunakan teknologi, jadi kita mengadopsi banyak teknologi itu untuk membantu dalam menjembatani komunikasi dengan mereka. Digital marketing tentu sudah kita jalankan sejak awal. Karena memang itu semua sesuai dengan permintaan konsumen dan kita menyesuaikan, karena juga mungkin cara pemasaran tradisional sudah tidak relevan lagi, jadi kita pun masuk ke digital.

        Bahkan untuk beberapa acara, kita juga membuatnya menjadi digital. Sejak pandemi bahkan setelah usai sekalipun, kami masih melakukan banyak kegiatan secara digital. Tapi semua itu balik lagi, kami tetap memberikan pilihan digital namun di sisi lain, karena kita juga mengerahkan anak-anak di daerah, karena tim kita ada di seluruh daerah, maka saya melihat dan menyerahkan pergerakan kepada mereka. Karena preferensi konsumen setiap daerah mungkin bisa jadi berbeda. Saya memberikan pilihan digitalisasi tapi tetap tim daerah yang akan tahu mana yang harus dijalankan sesuai dengan preferensi konsumennya.

        Secara mandatory, peraturan yang saya berikan adalah untuk menggunakan teknologi digital dalam mendukung aktivitas yang dijalankan, namun bukan berarti juga 100% digital, karena pada dasarnya toko kita adalah toko offline, yang berarti present atau keberadaan pemasaran secara offline pun pasti kelihatan.

        Poin saya adalah bahwa untuk komunikasi ke end-user, dalam jangkauan pemasaran itu harus 100% digital terlebih dahulu, tapi menyesuaikan dengan preferensi konsumen, baru kita nanti mencari alternatif yang lain. Karena ini adalah trennya saat ini, penggunaan media sosial.

        Menurut Anda, apa yang membuat brand Erajaya Digital lebih menonjol di dalam pasar Indonesia saat ini?

        Selain menjadi trend setter untuk layanan di dalam industri, yang membuat kita menonjol adalah mungkin persepsi terkait brand kita yang cukup positif. Artinya bahwa persepsi ini dapat dilihat dari menu jualannya, warranty, harga yang terjanim, kenyamanan, dan lainnya ini, itu menurut saya adalah persepsi brand yang kita mau bangun.

        Erajaya ini memiliki banyak toko, termasuk salah satu yang milik kita adalah Erafone, nah kita mau membangun bahwa toko kita ini adalah yang paling termudah, paling ternyaman, paling lengkap, bahwa kita bisa menjadi one stop solution bagi semua konsumen yang datang ke toko kita.

        Kita menyediakan banyak pilihan bagi konsumen, selain barang juga termasuk kemudahan transaksi, kemudahan dalam pembayaran, pilihannya ada banyak. Saya ingin toko Era menjadi yang paling lengkap di mana pelanggan tidak perlu mencari-cari, cek-cek lagi, atau pun nego-nego.

        Saya mau membangun konsep modern retail dengan nuansa teknologi digital yang kami bangun di dalam toko. Jadi semua pelanggan dapat nyaman saat datang ke toko untuk mencari barang yang diinginkannya.

        Apa saja kira-kira hal penting yang selalu Anda pegang dalam menjalankan kepemimpinan Anda sebagai CEO Erajaya Digital?

        Saya selalu percaya bahwa kita harus keras, harus tegas. Karena menurut saya ini adalah hal yang penting ketika kita harus menggerakkan orang, apalagi dalam skala perusahaan yang saya pegang saat ini. Saya tidak bisa mengerjakan semuanya sendirian. Kita harus tumbuh, jadi saya harus percaya pada tim saya agar bisa menggerakkan mereka dengan tanggungjawab yang jelas dari apa yang telah kita berikan.

        Menurut saya juga, saya percaya bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah sesuatu yang sangat penting, kita harus melakukan pengembangan ini karena kalau tidak, level perusahaan kita tidak akan bisa bertumbuh. Kita harus percaya pada tim dan mindset untuk bekerja sendiri itu harus dihilangkan.

        Filosofi bisnis saya adalah cuan, hahaha. Bagaimana kita mendapatkan itu kan? Tapi tidak juga. Menurut saya yang terpenting adalah transparan. Bisnis harus transparan, harus jujur, dan selalu percaya satu sama lain di dalam tim.

        Jika ada improvement yang ingin dilakukan, kira-kira apa saja yang akan Anda lakukan?

        Di Erajaya Digital sendiri kekurangannya masih banyak, kami masih memiliki banyak PR. Saya uraikan adalah pertama adalah bagaimana caranya kita meningkatkan present market share kita di dalam pasar Erajaya Digital saat ini. Ekspansi makin dibutuhkan, kita juga membutuhkan teknologi.

        Kita masih membutuhkan banyak hal karena konsumen juga terus berevolusi dan cara berbelanjanya terus berubah. Kita harus dapat mengikuti dinamika itu setiap saat. Saat ini meskipun Erajaya Digital sudah menjadi pemain yang besar di industrinya, namun saya masih melihat paling banyak kita memegang pasar adalah 30%. Peningkatannya yang saya inginkan, paling tidak kita bisa memegang 50% pasar sehingga kita bisa menjadi market leader.

        Kesuksesan Erajaya Digital menurut Anda?

        Saat ini Erajaya Digital menurut saya sudah sukses, tapi harus lebih sukses lagi. Targetnya, tentu ada pada jumlah toko yang akan kita kejar dalam tiga tahun ke depan dan juga pada market share kita untuk menjadi market leader.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: