Terlepas dari tantangan ekonomi makro dan pengetatan regulasi yang ada, harga Bitcoin (BTC) justru melonjak ke level tertinggi baru pada tahun 2023 dengan nilai mencapai US$25.000 setelah sebelumnya juga mengalami lonjakan harga pada awal tahun.
Dilansir dari Cointelegraph pada Jumat (17/2/2023), berdasarkan data dari CoinGecko, terakhir kali BTC mencapai nilai US$25.000 adalah saat mendekati pertengahan Juni 2022 yang kemudian dalam perjalanannya turun dengan nilai di antara US$19.000 dan US$21.000.
Harga tersebut mengalami penurunan sangat drastis mulai November 2022 pascakrisis FTX yang membuatnya mencapai ke level terendah tahun 2022 di nilai sekitar US$15.000.
Baca Juga: Lonjakan Harga Bitcoin terkait dengan Miliaran Aliran Masuk USDC
Pada Januari 2023, harga BTC mulai kembali melonjak dan antara tanggal 4-17 Januari atau selama 14 hari berturut-turut harga BTC terus mengalami peningkatan. Menciptakan rekor 14 hari.
Meski telah mengalami lonjakan yang cukup mengesankan pada tahun 2023 ini, harga BTC masih jauh dari level tertinggi sepanjang masa sebesar US$69.044 yang pernah dicapai BTC pada 10 November 2021.
Mengenai lonjakan harga ini, beberapa ekonom seperti Lyn Alden percaya bahwa lonjakan harga BTC saat ini mungkin berumur pendek, apalagi dengan tindakan Federal Reserve AS yang kemungkinan akan memaksanakan risiko besar di masa depan untuk BTC pada paruh kedua tahun 2023.
Adapun CEO Galaxy Digital Holdings Mike Novogratz menyebut harga akan lebih bullish dalam jangka pendek. Ia mengatakan dalam acara konferensi Bank of Amerika pada 15 Februari lalu bahwa kemungkinan BTC akan dapat mencapai nilai US$30.000 pada akhir Maret.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: