Menjadi Digitalpreneur, Serta Adaptasi UMKM di Era Serba Teknologi
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk komunitas di wilayah Kalimantan pada Selasa (21/2/2023), salah satunya mengangkat topik Digitalpreneur.
Pertumbuhan dan perkembangan startup di dunia membawa budaya dan istilah baru dalam peradaban dunia. Interaksi digital yang menghasilkan keuntungan, menciptakan standar baru dalam dunia usaha.
Baca Juga: Era Digital Membuka Opportunity, Sri Mulyani Dorong Perempuan Semakin Giat Mendongkrak Ekonomi
"Interaksi dan Kolaborasi dalam ruang digital menghadirkan dampak positif bagi kehidupan masyarakat," ungkap Ketua APTIKOM Kalimantan Timur, Eko Junirianto, narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk komunitas di Kalimantan dalam tema "Ayo Dorong UMKM Go Digital, Go Global", Selasa (21/2/2023).
Digitalpreneur sendiri adalah individu maupun kelompok yang bergerak membangun wirausaha secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi. Beberapa contoh digitalpreneur adalah membuat toko online, menjadi influencer, jasa SEO, hingga jasa digital marketing.
Untuk menjadi digitalpreneur, seseorang harus menguasai penggunaan internet yakni aktif mengetahui manfaat positif dari penggunaan internet untuk memperluas jangkauan. Selain itu memperluas jejaring dengan senantiasa membangun relasi untuk belajar atau berbagi ilmu dengan individu ataupun kelompok digital lain. Kemudian mencari peluang, dengan memiliki kemauan untuk mencari ide yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan usaha/model bisnis.
"Tentunya menjadi berbeda, dengan mencari perbedaan model bisnis ataupun ide untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan," sambung Eko.
Lebih lanjut, Eko pun memberikan tips untuk menjadi digitalpreneur, seperti menguasai digital marketing. Menurutnya, skill menggunakan internet adalah kemampuan mendasar yang perlu dimiliki. Namun yang tidak kalah pentingnya yaitu mengetahui bagaimana cara mempromosikan dan memasarkan produk usaha secara online.
Kemudian modal lainnya harus kreatif dan inovatif. Kreativitas, menurutnya, hal yang harus dimiliki oleh digitalpreneur. Untuk dapat bersaing di tengah industri digital, Anda perlu membuat konten maupun produk yang kreatif dan inovatif sehingga memiliki nilai jual tersendiri.
Baca Juga: Go Digital, Kunci Perluas Akses Pembiayaan UMKM
Selain itu, di era sekarang, kemampuan untuk mau berkolaborasi turut menjadi perhatian di tengah persaingan internet yang ketat. Di samping itu, teknologi informasi tidak berhenti berkembang dan selalu terdapat hal baru yang muncul. Untuk itu, pelaku industri digital dituntut untuk terus beradaptasi dan mempelajari hal-hal baru.
Di sesi berikutnya hadir Relawan TIK Provinsi Bali & Trainer Pembukuan Pada UMKM di Bali, Ni Kadek Dwi Febriani, yang memaparkan materi mengenai "Cara Aman Membangun UMKM". Terkait dengan UMKM adakalanya sebuah bisnis mengalami kendala modal, karena itu tak sedikit yang tergiur untuk melakukan pinjaman online padahal ada risiko di baliknya.
Salah satu kiat aman untuk mendapatkan pinjaman online tersebut adalah dengan memastikan pengajuan pinjaman ke perusahaan legal.
"Yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), jadi kita bisa mengetahui legalitas perusahaan tersebut dengan kontak ke 157 atau melalui website OJK. Kemudian jika masih ragu mengajukan pinjaman tersebut jangan memaksakan menggunakan platform tersebut. Bisa juga dengan mencari review dan cerita konsumen," paparnya.
Narasumber berikutnya Wakil Ketua RTIK Kalimantan Timur, Istia Budi membahas mengenai tema "Literasi Digital untuk Generasi Muda Melek UMKM". Perkembangan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) saat ini memberi manfaat pelaku UMKM, antara lain memperluas jangkauan pangsa pasar, mempercepat proses bisnis, mendapatkan informasi yang lebih cepat, hingga mempermudah untuk mendapatkan referensi peningkatan daya saing produk serta memasarkan produk lebih mudah dan hemat biaya.
Namun, di UMKM sendiri terdapat lima masalah dasar perihal sumber daya yang harus impor sehingga harganya menjadi harus bersaing, kemudian akses teknologi, akses pasar, akses legal, serta akses modal.
"Sebenarnya bukan akses modal yang utama tapi kemauan teman-teman untuk berbisnis," ujarnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian agar UMKM bisa go digital adalah pengembangannya yakni manajemen digital. Salah satunya dalam hal keuangan, masih banyak UMKM yang menggabung keuangan pribadi dengan uang usaha sehingga tidak diketahui keuntungannya.
Di dalamnya manajemen pemasaran yang harus digital saat ini sudah terbantu dengan internet. Isu yang tak kalah pentingnya dalam digitalisasi UMKM adalah perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) agar produk aman dari segi persaingan dan bisnis. Disarankan pemilik produk mendaftarkan HAKI agar ke depannya tidak terjadi masalah.
Baca Juga: Kemensos Berdayakan Penerima Manfaat Olah Sampah Organik Jadi Cuan
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Ketua APTIKOM Kalimantan Timur, Eko Junirianto, Relawan TIK Provinsi Bali & Trainer Pembukuan Pada UMKM di Bali, Ni Kadek Dwi Febriani, serta Wakil Ketua RTIK Kalimantan Timur, Istia Budi.
Untuk diketahui, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas