Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        412 Mesin ATM Bitcoin Mati Selama Dua Bulan Pertama 2023

        412 Mesin ATM Bitcoin Mati Selama Dua Bulan Pertama 2023 Kredit Foto: Unsplash/Aleksi Raisa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        ATM kripto sebagai salah satu pilar infrastruktur utama yang menunjang adopsi massal cryptocurrency kini telah mengalami penurunan jumlah yang cukup signifikan selama tahun 2023.

        Pasalnya dalam kurun waktu kurang dari 60 hari atau terjadi selama dua bulan pertama 2023, ada sebanyak 412 mesin ATM kripto yang dipasang secara global tidak dapat berfungsi.

        Dilansir dari Cointelegraph pada Kamis (2/3/2023), jaringan ATM global pada bulan Januari 2023 telah mengalami penurunan bersih sebanyak 289 mesin, kemudian pada Februari 2023, jumlah mesin yang tidak dapat lagi digunakan bertambah sebanyak 123 mesin.

        Baca Juga: Visa dan Mastercard Tunda Peluncuran Kemitraan Kripto Barunya

        Dengan penurunan tersebut, tahun 2023 menjadi tahun titik terendah baru yang mencatat penurunan total instalasi ATM kripto selama dua bulan berturut-turut.

        Diketahui penurunan jumlah mesin ATM Bitcoin saat ini pada awalnya terjadi murni karena pengaruh ketegangan geopolitik, hilangnya pendapatan, dan pasar bearish yang berkepanjangan yang telah menyebabkan penyedia layanan mencoba alternatif yang lebih murah untuk operasional layanan.

        Sebelumnya, penurunan bersih pertama kali yang terjadi sepanjang sejarah ATM kripto terjadi pada September 2022. Karena sebelumnya, sejak 2014, jumlah total ATM kripto telah mempertahankan lintasan naik yang stabil sambil melayani jutaan pengguna di seluruh dunia untuk konversi kripto-fiat yang mulus.

        Baru-baru ini, penyedia ATM kripto BTC Depot telah mengubah 7.000 mesin fisiknya menjadi perangkat lunak BitAccess. Langkah tersebut membantu mengurangi biaya operasional terkait biaya lisensi perangkat lunak yang menelan biaya US$3 juta per tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: