Cara Memulai Bisnis Kuliner yang Baik dari Nol Hingga Sukses Besar
Memulai bisnis kuliner yang baik dari nol bisa dicontoh dari perjalanan taksi biru yang ternyata dimulai dari bisnis kain batik. Memulai bisnis kain batik ini menjadi awal yang bagus karena sudah berani memulai aksi.
Jadi, jika kamu ingin berbisnis, mulailah dengan aksi awal sebagai entry point. Founder of The Local Enablers, Dwi Indra Purnomo berujar jangan coba-coba 'ngomongin' bisnis kalau kamu belum berani beraksi.
Setelah bisnis taksi biru menjual kain batik, ternyata tidak menguntungkan. Lalu, ia pun beralih dengan berjualan telur. Dari bisnis telur inilah, bisnis taksi biru mulai belajar berhitung. Ia pun mengangkut telur ke pasar dengan bemo yang menjadi awal mula inspirasi bisnis transportasi.
Mereka kemudian melihat momentum dan mulai inovasi dari yang awalnya terinspirasi dari bemo, mereka menganggap taksi lebih keren. Dari sanalah taksi biru dimulai dan bertahan hingga hari ini.
Banyak orang berpikir bahwa mereka memiliki semua karakteristik pebisnis sejak awal. Padahal, karakteristik pebisnis dimulai dari aksi nyata, meski hanya bisnis kecil-kecilan, lalu belajar berhitung, melihat momentum, inovasi hingga membuat bisnis berkelanjutan.
Tidak semua pebisnis sukses langsung melambung karir bisnisnya. Semua dimulai dari aksi nyata dan dari pengalaman yang nol, itulah namanya entry point. Jadi, jangan gengsi dalam memulai usaha apapun di awal.
Berikut tahapan memulai bisnis hingga menjadi bisnis yang keberlanjutan!
1. Aksi
Di saat masih belum memiliki pengetahuan, mulai aksi dahulu dengan bisnis apapun. Misalnya, bisnis Thai Tea yang serbuknya bisa kamu dapatkan di manapun.
2. Value
Mulai dari Thai Tea, kamu pun belajar cara membuat Thai Tea kamu berbeda dengan yang lainnya. Di sinilah kamu akan mempelajari value. Misalnya, kamu membuat Thai Tea menjadi teh celup selayaknya teh lokal.
3. Momentum
Dari keuntungan bisnis yang selama ini dikumpulkan, akhirnya kamu memiliki rumah yang digunakan untuk berbisnis. Dengan rumah ini, kamu bisa menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) yang benar. Lalu, kamu memiliki tiga orang karyawan di mana salah satunya ternyata jago masak ayam goreng yang enak. Dari situ, kamu mulai melihat momentum.
4. Pivot
Kamu pun akhirnya pivot dengan membuka bisnis ayam goreng gerobakan. Dan sukses!
5. Keberlanjutan
Dan akhirnya, bisnis kamu semakin besar hingga bisa menjadi bisnis yang keberlanjutan menjadi catering yang besar.
Ketika kita memiliki fundamental bisnis yang bagus, kita bisa membuat bisnis yang keberlanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: