Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Sembilan Bulan Lesu, Kini Bitcoin Kembali Dominasi Pasar Kripto

        Setelah Sembilan Bulan Lesu, Kini Bitcoin Kembali Dominasi Pasar Kripto Kredit Foto: Unsplash/Viktor Forgacs
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebuah laporan dari CoinShares yang dipublikasikan pada 10 Juli menyatakan bahwa dalam tiga minggu berturut-turut, arus masuk aset digital yang positif telah sepenuhnya memperbaiki sembilan minggu sebelumnya yang terus mengalami arus keluar.

        Tercatat ada US$136 juta (Rp2,05 triliun) arus masuk aset digital pada minggu ini. Sebanyak 98% arus masuk berasal dari pembelian Bitcoin (BTC) dan 2% sisanya mayoritas berasal dari pembelian Ether (ETH) dan beberapa altcoin.

        Dilansir dari Cointelegraph, Rabu (12/7/2023), setelah sembilan minggu berturut-turut, jumlah arus keluar aset digital melebihi jumlah arus masuk. Akhirnya dalam tiga minggu terakhir, ada pergerakan positif yang membawa total US$470 juta (Rp7,08 triliun) arus masuk. 

        Baca Juga: Harga Bitcoin Melesat Tinggi, Yuk Ikuti Wejangan Bos Indodax Biar Cuan Maksimal

        Setelah mencapai level tertinggi dalam setahun pada dua minggu sebelumnya, aliran masuk Bitcoin tidak menunjukkan adanya tanda-tanda melambat pada minggu lalu. Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, aliran masuk Bitcoin pada minggu lalu mencapai US$123 juta (Rp1,854 triliun), sedangkan minggu ini menambahkan US$10 juta (Rp150,7 miliar). Sehingga, selama dua minggu terakhir total aliran masuk dari Bitcoin saja mencapai US$256 juta (Rp3,86 triliun).

        Dengan total kapitalisasi pasar 51,46% pada minggu lalu dan naik menjadi 51,66% pada 11 Juli, hal ini menunjukkan bahwa aset Bitcoin tetap mendominasi pasar kripto. Selain itu, aliran masuk Bitcoin ke ekuitas blockchain juga mencapai level tertinggi dalam setahun, yakni sebesar US$15 juta (Rp226,2 miliar). Jumlah ini lebih besar dua kali lipat dari minggu lalu sebesar US$6,8 juta (Rp102,5 miliar).

        Namun, laporan tersebut juga mengindikasikan adanya keseimbangan di pasar karena melihat likuiditas secara keseluruhan yang tampak menurun. Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, terdapat siklus di mana volume perdagangan mencapai ‘titik terendah’ pada Juli dan Agustus.

        Meskipun berita baik mengenai arus masuk aset digital terus berlanjut, beberapa investor terlihat mulai cemas karena tidak adanya tren yang jelas. Sentimen positif dari harapan bahwa satu atau beberapa perusahaan akhirnya mendapatkan izin dari Pemerintah Amerika Serikat untuk menerbitkan Bitcoin sebagai dana yang diperdagangkan di bursa tampaknya mulai mereda seiring berjalannya proses tersebut.

        Baca Juga: Batasi Limit Transaksi Harian Stablecoin, MiCA Bisa Hambat Adopsi Kripto

        Masih belum ada kepastian mengenai keputusan pengadilan yang akan diambil dari proses hukum yang sedang berlangsung antara Komisi Sekuritas dan Bursa Efek (SEC) AS dengan Binance dan Coinbase.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: