Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajukan nilai penyertaan modal negara (PMN) yang lebih tinggi untuk tahun 2024 mendatang. Menteri BUMN, Erick Thohir, mengusulkan suntikan PMN ke BUMN tahun 2024 sebesar Rp57,96 triliun.
Usulan PMN tersebut rencananya akan disuntikkan kepada delapan BUMN dengan rincian sebagai berikut.
1. PT PLN Rp10 triliun
2. PT Hutama Karya Rp22,5 triliun
3. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Rp4 triliun
4. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (IFG) Rp6,56 triliun
5. PT Industri Kereta Api (INKA) Rp3 triliun
6. PT Rekayasa Industri (Rekin) Rp2 triliun
7. PT ID Food Rp1,9 triliun
8. PT Wijaya Karya Rp8 triliun
Baca Juga: Membaca Manuver Pemerintah dan BUMN dalam Divestasi Vale Indonesia
Untuk diketahui, nilai PMN 2024 tersebut masih bersifat usulan dan masih akan difinalisasi oleh Kementerian Keuangan. Sebagaimana yang terjadi pada periode sebelumnya, Kementerian BUMN mengusulkan PMN BUMN tahun 2023 sebesar Rp70 triliun. Namun, nilai final yang disepakati Kementerian Keuangan hanya sebesar Rp41,31 triliun.
"Kami mengajukan PMN untuk tahun 2024. Kalau kita lihat angkanya, PMN tahun 2024 berubah sebelumnya Rp33,9 triliun menjadi Rp57,9 triliun," pungkas Erick Thohir dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR pada 5 Juni 2023 lalu.
Historis Suntikan PMN ke BUMN dalam 5 Tahun Terakhir
Setiap tahunnya, pemerintah memberikan suntikan PMN kepada BUMN sebagai salah satu upaya pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Nilai PMN yang diberikan pemerintah kepada BUMN cenderung mengalami kenaikan setiap tahun. Meski begitu, Kementerian Keuangan menekankan bahwa PMN diberikan kepada BUMN yang mengalami kesulitan keuangan dengan memperhatikan skala prioritas tertentu.
"PMN diberikan dengan tetap memperhatikan kriteria dan skala prioritas, terutama BUMN yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak dan berdampak sistemik bagi sektor keuangan," tulis Kemenkeu dalam laman resminya.
Lantas, bagaimana historis penyuntikan PMN BUMN periode 2019-2024? Simak dalam data yang dirangkum Warta Ekonomi berikut ini.
Historis Suntikan PMN ke BUMN Tahun 2019-2023
*Masih Usulan
Berikut ini adalah rincian daftar BUMN penerima PMN sepanjang periode 2019 hingga 2023.
Tahun 2023
Total PMN BUMN: Rp41,3 Triliun
BUMN Penerima PMN:
1. PT Hutama Karya Rp28,9 triliun
2. PT PLN Rp10 triliun
3. PT LEN Industri/Defend ID Rp1,7 triliun
4. PT Airnav Indonesia Rp659 miliar
Tahun 2022
Total PMN BUMN: Rp38,5 Triliun
BUMN Penerima PMN:
1. PT Waskita Karya Rp3 triliun
2. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Rp1,08 triliun
3. PT SMF Rp2 triliun
4. PT Adhi Karya Rp1,98 triliun
5. PT Hutama Karya Rp23,85 triliun
Tahun 2021
Total PMN BUMN: Rp71,2 Triliun
BUMN Penerima PMN:
1. PT Hutama Karya Rp25,2 triliun
2. PT PLN sebesar Rp5 triliun.
3. PT PAL Indonesia Rp1,28 triliun.
4. PT Pelabuhan Indonesia III Rp1,2 triliun.
5. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/ITDC Rp470 miliar.
6. PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma Rp977 miliar.
7. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp20 triliun.
8. PT KAI Rp6,9 triliun
9. PT Waskita Karya Rp7,9 triliun
10. PT SMF Rp2.25 triliun
Tahun 2020
Total PMN BUMN: Rp45 Triliun
BUMN Penerima PMN:
1. PT Sarana Multigriya Financial (SMF) Rp1,75 triliun
2. PT Hutama Karya Rp3,5 triliun
3. PT PLN Rp5 Triliun
4. PT ITDC Rp500 miliar
5. PT BPUI Rp268 miliar
6. PT Geo Dipa Energi Rp700 miliar
7. PT Kawasan Industri Wijayakusuma dan Indonesia Eximbank (LPEI) Rp5 triliun
8. PT Pengembangan Armada Niaga Indonesia Rp3,763 triliun
9. PT Biofarma Rp2 triliun
10. PT Permodalan Nasional Madani Rp1 Triliun
11. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Rp1,57 triliun
"Secara total, BUMN menerima alokasi PMN baik tunai maupun nontunai sebesar Rp45,051 triliun di tahun 2020 in," ungkap Kemenkeu dalam laman resminya, dilansir pada Rabu, 12 Juli 2023.
Tahun 2019
Total PMN BUMN: Rp17,8 Triliun
BUMN Penerima PMN:
1. PT PLN Rp10 triliun
2. PT SMF Rp800 miliar
3. PT Hutama Karya Rp7 triliun
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih