Kasus COD Terjadi karena Literasi Finansial Masyarakat Masih Rendah
Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi mempertanyakan perihal beberapa kasus Cash on Delivery (COD) dalam jual beli di industri marketplace.
Menurutnya, sistem tersebut sangatlah aneh dan tidak perlu diterapkan di Indonesia karena sangat berbahaya bagi kurir.
"Kasus COD, menurut saya aneh sekali kenapa Indonesia masih melakukan sistem cash on delivery? Menurut saya itu sangat berbahaya, banyak banget kasus kurirnya dipukuli, diomelin, sampai ada yang kurirnya meninggal, menurut saya itu (COD) tidak perlu," ujar Darryl dalam acara Bincang Media, Selasa (8/8/2023).
Baca Juga: Perubahan Iklim Bisnis Jadi Biang Kerok Badai PHK Startup
Darryl mengatakan, sistem tersebut sangatlah berisiko dan mahal dari sisi e-commerce. Namun, karena literasi digital dan finansial di Indonesia masih sangat terbatas, sistem tersebut masih dibutuhkan.
"Ya masih perlu kalau tidak, mereka tidak bisa berjualan," ujarnya.
Lanjutnya, saat ini perbankan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan literasi finansial untuk masyarakat Indonesia. Namun, ia menilai saat ini masyarakat Indonesia baru masuk pada tahap cara menabung.
"Masyarakat Indonesia masih sibuk kalau punya uang; nabungnya gimana? Nabungnya ke mana dan bagi-baginya ke mana? Belum memikirkan investasinya ke mana, di mana, dan cara apa?" ucapnya.
Baca Juga: Di Tengah Tech Winter, East Ventures Masih Aktif Danai 17 Startup di Kuartal I-2023
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: