Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Emiten Bayan Resources 101: Performa Perusahaan, Kinerja Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Emiten Bayan Resources 101: Performa Perusahaan, Kinerja Keuangan, dan Aksi Korporasi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bayan Resources Tbk (BYAN) adalah perusahaan pertambangan yang dipimpin langsung oleh pendirinya, yaitu Low Tuck Kwong. Laki-laki kelahiran 17 April 1948 itu adalah pebisnis kawakan sekaligus salah satu orang paling kaya di Indonesia. Mengutip dari laman Forbes, dikabarkan bahwa per tahun 2022, Low Tuck Kwong menduduki posisi kedua dalam daftar Indonesia’s 50 Richest dengan net worth sebesar US$12,1 miliar.

        Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai Bayan Resources, simak artikel berikut ini!

        Baca Juga: Emiten Golden Energy Mines 101: Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Sepenggal Kisah tentang Bayan Resources

        Bayan Resources sebenarnya lahir dengan nama PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) pada tahun 1973. Perusahaan yang resmi melantai di bursa pada tanggal 12 Agustus 2008 itu awalnya memulai bisnis di bidang konstruksi pekerjaan tanah, pekerjaan umum, dan struktur kelautan. Oleh karena kepiawaian para pemimpinnya, Bayan Resources akhirnya bisa memperluas bisnisnya ke bidang batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka. 

        Mengutip dari laman resminya, diketahui bahwa Bayan Resources mempunyai empat proyek besar yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sebagai produsen batu bara terintegrasi, perusahaan tersebut berkomitmen untuk memproduksi batu bara dengan tingkat variasi yang tinggi, seperti batu bara bituminus berkalori tinggi dan batu bara subbituminus berkadar belerang dan abu rendah.

        Bisa dibilang, Bayan Resources merupakan perusahaan yang beruntung sebab Konsesi Tabang yang didapuk sebagai tambang batu bara dengan biaya paling rendah di Indonesia adalah aset produksi utamanya. Konsesi Tabang diklaim mampu memproduksi 80% volume batu bara Bayan Resources dan memiliki posisi uni yang bisa memperluas kapasitas dengan pesat namun mempunyai belanja modal rendah. 

        Baca Juga: Emiten Semen Indonesia 101: Performa Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Performa Keuangan Bayan Resources pada Paruh Pertama 2023

        Pada paruh pertama tahun 2023, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan penurunan laba yang terbilang cukup signifikan. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan belum lama ini, dilaporkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan itu meraup keuntungan sebesar US$723,85 juta atau setara dengan Rp11,04 triliun (asumsi kurs sebesar Rp15.253 per dolar AS). Nominal tersebut menunjukkan adanya pengikisan sebesar 25,43%. 

        Terpangkasnya keuntungan Bayan Resources sejalan dengan berkurangnya pendapatan perusahaan. Sebab, pada semester pertama tahun 2023 ini, perusahaan milik salah satu orang terkaya di Indonesia itu menghasilkan US$2,03 miliar atau setara dengan Rp31,10 triliun. Nominal tersebut menunjukkan adanya pengikisan tipis sebesar 1,69% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun 2022.

        Dalam menjalankan bisnisnya, tentu saja Bayan Resources banyak mengandalkan sektor batu bara. Merujuk dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar US$2,035 miliar. Sementara itu, sektor nonbatubara terpantau hanya memberikan sumbangan sebesar US$3,85 juta.

        Perlu diketahui bahwa beban pokok pendapatan yang harus ditanggung oleh perusahaan milik Low Tuck Kwong itu mengalami pembengkakan yang cukup signifikan. Laporan keuangan menunjukkan, Bayan Resources telah menggelontorkan dana sebesar US$975,76 juta alias 56,61% lebih tinggi untuk membayar biaya produksi yang mencakup pengupasan tanah, pertambangan dan pengangkutan batu bara, dan sebagainya.

        Sebagai informasi tambahan, jumlah aset yang dimiliki oleh Bayan Resources berada di angka US$2,74 miliar yang terdiri atas aset lancar senilai US$1,30 miliar dan aset tidak lancar senilai US$1,43 miliar. Adapun liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing berada di angka US$769,77 juta dan US$1,97 miliar. 

        Baca Juga: Emiten Adaro Energy 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

        Rasio Keuangan Bayan Resources

        Berkaca pada laporan keuangan periode semester pertama tahun 2023, dikabarkan bahwa Gross Profit Margin (GPM) Bayan Resources berada di level 52,15%. Sebagai informasi, perlu diketahui bahwa GPM rata-rata industri berada di angka 30%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio margin kotor perusahaan pertambangan itu tergolong baik.

        Rasio keuangan lainnya yang dapat dipakai untuk melihat kinerja Bayan Resources adalah Return on Asset (ROA). Jika dikalkulasikan, pada paruh pertama 2023, ROA perusahaan tersebut berada di angka 26,30%. Dengan persentase tersebut, perusahaan itu tergolong sudah mampu mengelola aset terhadap laba dengan sangat baik.

        Rasio keuangan berikutnya yang akan dijadikan tolok ukur adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). Setelah dihitung, dilaporkan bahwa DER perusahaan berada di posisi 38,98% yang termasuk kategori baik; sedangkan CR Adaro Energy Indonesia berada di posisi 202,52% yang masih termasuk kategori ideal.

        Baca Juga: Emiten Wijaya Karya 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, hingga Aksi Korporasi

        Profil Manajemen Bayan Resources

        Sejak tahun 2018, kursi kepemimpinan tertinggi Bayan Resources diduduki oleh Dato’ Dr. Low Tuck Kwong. Selain mengampu kewajiban sebagai direktur utama, alumni Universitas Notre Dame of Dadiangas itu merupakan sosok pendiri perusahaan sekaligus pemegang saham utama. Berdasarkan data RTI Business, dikabarkan bahwa kepemilikan saham Low Tuck Kwong mencapai 20.329.815.170 lembar atau setara dengan 60,89%.

        Dalam mengampu tanggung jawabnya, Low Tuck Kwong ditopang oleh jajaran direksi lainnya yang mempunyai keahlian di bidang masing-masing. Jajaran direksi yang dimaksud adalah Jenny Quantero (direktur urusan korporasi dan sekretaris perusahaan), Alastair Mcleod (Chief Financial Officer), Low Yi Ngo (direktur marketing dan penjualan), dan Lim Chai Hock, Russell Neil, Alexander Ery Wibowo, Ulina Fitriani, Oliver Khaw Kar Heng, Kim Sung Kook, Merlin, serta Lee Minhyung yang dipercayakan sebagai direktur.

        Sementara itu, posisi Komisaris Utama Bayan Resources dihuni oleh Prof. Purnomo Yusgiantoro. Bersama koleganya, yaitu Lifransyah Gumay dan Prof. Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara sebagai komisaris serta Budiman dan Timur Pradopo sebagai komisaris independen, mereka bersatu padu untuk menjalankan fungsi pengawasan atas perusahaan.  

        Baca Juga: Emiten GoTo 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, hingga Aksi Korporasi

        Aksi Korporasi Bayan Resources

        Salah satu aksi korporasi yang dilakukan oleh Bayan Resources adalah menyebarkan dividen. Sebagai bentuk apresiasi kepada para investor, perusahaan pertambangan itu membagikan dividen senilai US$800 juta atau setara dengan Rp12,2 triliun pada 23 Mei 2023 lalu. Dana yang dipakai untuk mengeksekusi aksi korporasi tersebut berasal dari laba perusahaan sepanjang tahun 2022 sebesar US$2,17 miliar.

        Selain itu, pada tahun 2022, Bayan Resources sempat melakukan stock split dengan rasio 1:10. Sebelum aksi korporasi dieksekusi, saham yang dimiliki Bayan Resources berada di angka 3.333.333.500 unit sedangkan setelah stock split dilaksanakan, volume sahamnya berkurang menjadi 33.333.335.000 lembar. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
        Editor: Yohanna Valerie Immanuella

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: