Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kapan Penerapan Pajak Karbon? Begini Jawaban Wamenkeu Suahasil

        Kapan Penerapan Pajak Karbon? Begini Jawaban Wamenkeu Suahasil Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan Undang-Undang tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan membuka ruang bagi Indonesia untuk menerapkan pajak karbon. 

        Hal ini diungkapkan Suahasil dalam acara Sustainability in Action Opportunities for a Better Tomorrow in Indonesia yang diselenggarakan oleh CIMB Niaga, dikutip Kamis (14/9/2024).

        “Pajak karbon itu kita jadikan satu instrumen supaya pasar karbonnya bisa jalan, supaya instrumen pasar karbonnya bisa jalan. Jadi bagaimana? Setting-nya yang mau kita bangun adalah dunia usaha itu harusnya memiliki opsi,” ungkapnya.

        Baca Juga: Kejar Target NZE 2060, Pertamina Kembangkan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

        Dia menjelaskan, opsi yang dimaksud, yaitu dunia usaha dapat memilih untuk mengurangi emisi dengan membeli pengurangan emisi di pasar karbon atau membayar pajak kepada pemerintah. 

        Suahasil mengatakan, pajak karbon menjadi alat terpenuhinya Nationally Determined Contribution (NDC) dengan menurunkan emisi gas sebesar 31,89% dengan upaya sendiri dan sampai dengan 43,20% dengan kerja sama internasional pada tahun 2023.

        “Jadi, kapan diterapkan pajak karbon? Kita akan lakukan pajak karbon sejalan dengan roadmap dari pasar karbon kita. Nanti kalau pajak karbonnya enggak ditetapkan, kemudian orang enggak mau membeli sertifikat pengurangan emisi di pajak karbon, saya katakan begini, sertifikat pengurangan emisi kita di pajak karbon itu nanti kita akan pastikan bahwa harusnya setiap sektor itu mengerti target sektor kita,” tandasnya.

        Suahasil melanjutkan, sertifikat pengurangan emisi akan diperdagangkan di bursa karbon. Tidak hanya ditawarkan ke pasar Indonesia, juga bagi pihak luar negeri.

        “Jadi kita menawarkan, harusnya kita menawarkan likuiditas kita itu, pengurangan emisi karbon itu kepada dunia. Jadi jangan cuma kita yang ditawarin untuk listing di luar negeri. Kita ingin mencari juga pembeli-pembeli dari luar negeri. Silakan cari di pasar kita,” pungkasnya.

        Baca Juga: Gemborkan Sustainability, Sri Mulyani: Ekonomi Harus Tumbuh Tanpa Perburuk Emisi Karbon

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: