Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cuma Elite Maritim Dunia, Isu Kelautan Juga Mesti Diperhatikan Generasi Muda

        Tak Cuma Elite Maritim Dunia, Isu Kelautan Juga Mesti Diperhatikan Generasi Muda Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Permasalahan maritim tengah menjadi perhatian sejumlah pemerintah dari dunia. Mulai dari perubahan iklim sampai dengan sampah sudah tak bisa dikesampingkan lagi, hal ini terlihat dari hadirnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023.

        Konferensi ini akan menghadirkan sejumlah petinggi dunia dari beragama negara pulau dan kepulauan untuk mencari solusi terkait isu maritim yang tengah dihadapi. Namun siapa sangka, generasi muda juga dapat berkontribusi menangani hal tersebut.

        Baca Juga: Hadir Bantu Nelayan, Pacific Paint Dukung Penyelenggaraan Festival Nadran Laut di Tangerang

        Aktivis Lingkungan, Engel Laisina adalah buktinya, sosok perwakilan generasi muda dalam konferensi ini mengatakan bahwa menghadapi isu lingkungan tak hanya berupa turun membersihkan alam namun juga menghadirkan aksesibilitas data hingga kesadaran masyarakat akan isu terkait di Indonesia

        Engel mencontohkan apa yang terjadi di Kepulauan Maluku. Dirinya mengatakan bahwa terdapat kesenjangan data ataupun pemahaman terkait isu maritim antara masyarakat kota dengan Masyarakat desa namun hal tersebut dapat ditangani lewat partisipasi generasi muda.

        “Maluku sejauh ini telah melihat banyak anak muda bergerak dalam isu lingkungan bahkan menyatukan hal tersebut dengan pendidikan. Hubungan pemerintah dengan masyarakat terbilang kuat. ” ujarnya dalam diskusi yang bertajuk Road to KTT AIS Forum: Langkah Nyata Kelola Laut, Rabu (4/10).

        Dirinya mengatakan dalam menjadi jembatan antara pemegang kepentingan dengan masyarakat dalam menyuarakan isu maritim ini tidaklah mudah. Menurutnya terdapat kendala seperti budaya, bahasa hingga pemahaman akan gentingnya masalah kelautan.

        Baca Juga: Ancaman Kedaulatan Indonesia, Klaim China Atas Laut Natuna Utara Buka Cuma Sekedar Masalah Peta!

        Engel mencontohkan bahwa dalam wilayah tertentu, membuang sampah ke laut adalah hal yang dianggap lumrah. Hal ini tentu keliru dan merupakan budaya yang perlu dihilangkan. Namun ternyata masyarakat terkadang sukar untuk paham ataupun mengerti bahwa hal itu adalah hal yang buruk. Di sinilah peran generasi mudah sebagai jembatan bisa muncul.

        “Kita cukup tahu, kita cukup masuk untuk kasih tahu mereka tanpa menyebutkan ini karena perubahan iklim namun dengan kosa kata lebih localized seperti ‘nanti tangkapan ikannya lebih susah’,” jelasnya.

        Hal ini juga berlaku sebaliknya, generasi muda juga terkadang harus membuat pemerintah mengerti dan mengeluarkan kebijakan yang tepat akan permasalahan kelautan yang dihadapi masyarakat di wilayahnya.

        Baca Juga: Empat Faktor Ini Pendorong Utama Penurunan Emisi Sektor Logistik Kelautan

        “Regulasi adalah hal yang sangat penting. Bukan mereka tidak ada namun harus dipertegas lagi sampai area pedesaan. Misanya dengan menghadirkan alokasi dana untuk masalah lingkungan di desa,” ungkap dari Engel.

        Diketahui, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum akan segera diselenggarakan pada 10-11 Oktober 2023 di Bali.

        Baca Juga: Centris Sebut Spionase China Sebagai Sistem Pengintaian Bawah Laut Terintegrasi

        Ada empat fokus kerja AIS Forum yang kemungkinan besar akan menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan, yakni adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta penanganan bencana, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: