Prabowo Pakai Pendekatan Militer Atasi Konflik Papua, Amnesty Sebut Dialog Harus Dikedepankan: Aspirasi Orang Asli Papua
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengungkapkan pendekatan dialog harus jadi prioritas dalam mengatasi konflik di Papua.
Hal ini Usman ungkapkan menyoroti pernyataan Prabowo Subianto dalam debat Capres soal penyelesaian konflik Papua dengan penguatan aparat.
Usman mengatakan jalan dialog merupakan aspirasi orang asli Papua.
“Solusi dialog perlu dalam mengakhiri tren kekerasan, konflik, dan pelanggaran HAM di Papua. Itu aspirasi orang asli Papua,” ungkap Usman sebagaimana dikutip dari laman amnesty.id, Kamis (14/12/23).
Usman mengungkapkan pandangan Prabowo tidak akan menyelesaikan masalah Papua, sebaliknya bakal membuat kekerasan di sana sulit dihentikan.
Hal ini pun menurutnya berdasarkan kajian-kajian komprehensif mengenai masalah di Papua.
“Masih ada pendekatan militeristik, retorika anti asing dan pendekatan ekonomi yang disampaikan Prabowo terkait Papua. Justru pandangan seperti ini membuat kekerasan dan konflik di sana tidak pernah berhenti,” ungkapnya.
“Kajian terbaru Lemhanas menunjukkan pertumbuhan ekonomi gagal meredam kekerasan dan konflik,” tambahnya.
Sebelumnya Prabowo menuding ada campur tangan asing pada serangkaian aksi terorisme dan separatisme di Papua.
Salah satu langkah yang akan ia lakukan adalah menguatkan aparat yang ditugaskan di sana.
"Kita melihat ada campur tangan asing, dan kita melihat kekuatan-kekuatan tertentu selalu ingin Indonesia disintegrasi dan pecah," ungkapnya.
"Jadi rencana saya tentunya menegakkan hukum, memperkuat aparat-aparat di situ, dan juga mempercepat pembangunan ekonomi," tegas dia.
Setelah pernyataan tersebut ditanggapi Anies Baswedan yang menekankan pemenuhan rasa keadilan dan Ganjar Pranowo yang menekankan perlu adanya dialog, Prabowo setuju dan membenarkan tanggapan dua lawannya tersebut.
"Benar, saya sangat setuju kita harus ada pendekatan dialog. Dan saya juga setuju, benar sekali harus ada keadilan," timpalnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: