Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan sebesar 6,8% antara 11-12 Januari 2024. Penurunan ini memperkuat dugaan bahwa turunnya harga terkait dengan persetujuan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot.
Sebelumnya, kenaikan harga Bitcoin sebesar 75% dalam 90 hari menjelang perdagangan awal pada 11 Januari cukup melenakan. Sayangnya, hal ini disusul koreksi harga hingga di bawah $43,000 pada Minggu siang.
Saat ini, investor dinilai mulai merasa pesimis setelah pada masa paling optimis pun Bitcoin gagal menembus level $47,000. Ada beberapa alasan di balik kekhawatiran ini, termasuk dugaan aksi jual oleh pembuat pasar dan "whale" yang mencoba mendahului peluncuran ETF dengan melakukan pembelian sebelumnya.
Baca Juga: ETF Bitcoin Spot jadi Angin Segar bagi Industri Aset Kripto
Di sisi lain, para penambang Bitcoin mungkin merasa tertekan untuk menjual sebagian kepemilikan mereka, mengingat pemotongan subsidi blok sebesar 50% akan terjadi dalam waktu kurang dari 100 hari lagi.
Meskipun penambangan Bitcoin tetap menguntungkan, arus keluar oleh para penambang nyatanya mencapai level tertinggi dalam enam tahun, dengan Bitcoin senilai $1 miliar sudah dikirim ke bursa.
Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa puncak transfer BTC dari para penambang kerap terjadi bersamaan dengan titik terendah harga pada periode sebelumnya.
Penurunan harga Bitcoin pada 12 Januari sebagian dapat dijelaskan oleh ketidakpastian terkait cara kerja ETF spot, terutama dalam hal penciptaan, penebusan, dan pembentukan harga. Skeptisisme pedagang meningkat setelah beberapa peringatan palsu tentang persetujuan ETF dan ketidakpastian disebabkan oleh beberapa broker yang melarang kliennya berinvestasi di sektor ini.
Baca Juga: Turun 3 Persen, Harga Bitcoin Memantul Setelah Reaksi Positif Pasar ETF
Volatilitas pasar meningkat setelah peluncuran ETF Bitcoin pada 11 Januari dengan volume mencapai sekitar $4,6 miliar. Namun, spekulan berjangka menghadapi tantangan karena harga Bitcoin berfluktuasi secara signifikan.
Harga sempat naik di atas $49,000 hingga memicu sentimen bullish, namun kemudian berbalik arah, menurun hingga $45,700 dan bahkan $42,700. Karena hal itu, pedagang berjangka menghadapi likuidasi, terutama di Binance, dengan total kerugian melebihi $230 juta.
Penurunan harga Bitcoin terjadi sehari setelah diperdagangkannya ETF Bitcoin di bursa, yang sebenarnya menandai peristiwa penting bagi industri ini. Padahal, Bitcoin mencatat reli besar-besaran sejak Oktober, sebelum tanda-tanda kehabisan bahan bakar mulai muncul.
Dengan dinamika pasar yang belum memenuhi ekspektasi beberapa penganut paham maksimal Bitcoin, ke depannya menjadi perhatian apakah Bitcoin dapat mempertahankan reli atau mengalami penurunan lebih lanjut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Amry Nur Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: